RI Jadi Raja Mi Instan di Dunia, Begini Ceritanya

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
25 January 2022 06:25
Ilustrasi mie instan (Designed by Freepik)
Foto: Ilustrasi mie instan (Designed by Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil pengamatan yang dilakukan IEB Institute (Indonesia Eximbank Institute) menunjukkan, pandemi COVID-19 mendorong berbagai negara menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan sosial yang ketat. Guna menekan mobilitas maupun aktivitas masyarakat di luar rumah. Dan semakin mendorong kecenderungan masyarakat menyimpan makanan sebagai bentuk antisipasi diperpanjangnya pembatasan sosial. Salah satunya, mi instan, makanan yang sangat populer di masyarakat dunia.

Menurut World Instant Noodles Association (WINA), pada tahun 2020, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan konsumsi mi instan terbanyak di dunia. Tapi, Indonesia berada di bawah gabungan konsumsi China dan Hong Kong, yakni 46,35 miliar bungkus. Sedangkan Indonesia cetak konsumsi 12,64 miliar bungkus di tahun 2020. 

Mi goreng adalah varian mi instan paling populer di Indonesia, dengan variasi gurih rasa ayam, sayuran, dan udang. Terutama karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Ilustrasi mie instan (Designed by rawpixel.com / Freepik)Foto: Ilustrasi mie instan (Designed by rawpixel.com / Freepik)
Ilustrasi mie instan (Designed by rawpixel.com / Freepik)

Lalu, hasil survei Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2021 menunjukkan, penduduk Indonesia mengkonsumsi 48 bungkus mi instan dalam setahun.

Atau total seluruh Indonesia mencapai 13,2 miliar bungkus, dengan rata-rata berat per bungkus adalah 80 gram. Secara nilai, penduduk Indonesia ditaksir mengeluarkan Rp2.286 per bungkus untuk konsumsi mi instan. Atau sekitar Rp109.728 dalam setahun. Angka ini adalah perkiraan konsumsi per kapita mi instan di Indonesia untuk tahun 2021.

Sementara itu, BPS mencatat, volume ekspor mi instan Indonesia tahun 2020 mencapai US$271,337 juta, namun menjadi US$227,093 juta di tahun 2021.

IEB Institute mengutip hasil survei yang dilakukan Trailer Park Group Variety (TPG)/Variety Intelligence Platform Covid Impact Study yang mencatat, masyarakat usia produktif di AS lebih banyak menonton TV, film dan media digital lainnya pada masa pandemi. Yang turut mendongkrak konsumsi mi instan sebagai salah satu jenis makanan yang mudah diolah dan dikonsumsi ketika meningkatnya waktu yang dihabiskan di rumah.

"Indonesia tidak hanya mengkonsumsi untuk di dalam negeri saja. Mi instan Indonesia sudah diekspor dengan tren yang meningkat termasuk ke pasar non-tradisional. Pada tahun 2020, total ekspor mie instan Indonesia mencapai US$271,34 juta, meningkat 22,96% year-on-year (yoy) dari tahun 2019 yang senilai US$220,7 juta," kata Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani dalam publikasi di situs resmi LPEI, dikutip Selasa (25/2/2022).

IEB mencatat, ekspor mi instan Indonesia tahun 2020 sebagian besar ditujukan ke Malaysia (31,40%), diikuti Australia (9,84%), Singapura (4,70%), Amerika Serikat (4,51%) dan Timor Leste (4,25%).

Ekspor Indonesia ke lima negara tujuan tersebut pada tahun 2020 tumbuh positif dan pada tren meningkat selama lima tahun terakhir (2016-2020), yang tercermin dari tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu atau mencerminkan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang positif.

Berdasarkan pergerakan dan pengamatan data ekspor mi instan tahun 2020-2021, lanjut Rini, terdapat sejumlah negara tujuan ekspor utama Indonesia yang mencatatkan adanya peningkatan permintaan mie
instan dari Indonesia.

Antara lain ke Timor Leste (menjadi US$9,78 juta), Kamboja (menjadi US$7,75 juta), Taiwan (menjadi USD$,42 juta), Vietnam (menjadi US$3,29 juta) dan Madagaskar (menjadi US$1,98 juta).

"Destinasi ini merupakan pasar non tradisional sehingga memberikan sinyal bahwa peluang pasar ke depan semakin terbuka tidak hanya untuk mi instant tetapi produk makanan olahan lainnya," ujarnya

Rini mengutip data data Trade Map, Indonesia merupakan negara peringkat empat eksportir produk pasta (HS-Code 190230) dunia tahun 2020 setelah China (17,55%), Korea Selatan (16,75%) dan Thailand (8,71%).

Indonesia sendiri menguasai 7,48% pangsa ekspor produk pasta dunia. Ekspor produk pasta terbesar Indonesia (2020) adalah mie instan dengan porsi 88,49%, sisanya adalah pasta jenis lainnya (11,12%), soun (0,27%) dan bihun (0,11%).

"Jadi dapat dikatakan bahwa mi instan dan produk pasta lainnya asal Indonesia memiliki cita rasa tersendiri di kalangan penikmat mi maupun pasta di dunia, sesuai dengan slogan LPEI. Lokal yang mendunia," kata dia.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mi Instan Makin Mahal, Harga 'Beterbangan' di Minimarket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular