Ada Sub Holding PLN Bisa Jamin Listrik Warga Tak Byarpet?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 January 2022 16:05
Petugas bekerja di area PLTA Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Rabu (11/11/2021). PLTA Saguling POMU berperan penting dalam sistem kelistrikan Jawa Bali. Berkapasitas 700,72 Mega Watt (MW), PLTA Saguling berkontribusi sebesar 2,5 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 MW. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: PLTA Saguling (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tujuan pembentukan holding dan sub holding PT PLN (Persero) salah satunya adalah untuk menjamin kesediaan listrik masyarakat. Sehingga ke depan, masyarakat tidak akan mengalami byar pet atau mati listrik yang berulang-ulang.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury kepada CNBC Indonesia, Senin (24/1/2022).

"Tidak ada terjadi pemadaman ke depannya. Dalam beberapa periode terakhir ini, kinerja kualitas layanan masyarakat, baik SAIFI dan SAIDI terus menurun. Sehingga nantinya masing-masing GM (General Manager) dan pengelola wilayah untuk fokus ke hal-hal tersebut," tuturnya.

SAIFI yang dimaksud oleh Pahala yakni kepanjangan dari System Average Interruption Frequency Indeks. Merupakan nilai Indeks rata-rata frekuensi gangguan pada sistem.

SAIFI adalah rata-rata jumlah interupsi atau gangguan yang berkelanjutan per konsumen sepanjang tahun. Ini adalah rasio jumlah interupsi atau gangguan tahunan terhadap jumlah konsumen.

Sedangkan SAIDI adalah kepanjangan dari System Average Interruption Duration Indeks. Pengertiannya adalah indeks keandalan yang merupakan perkalian dari lamanya suatu sistem padam dalam hitungan jam dengan banyaknya pelanggan yang mengalami pemadaman dibagi dengan jumlah pelanggan keseluruhan.

Lewat pembentukan holding dan sub holding ini, kata Pahala fokus PLN ke depan bisa melakukan transmisi, distribusi dan ritel. Sehingga bisa terjadi perubahan signifikan dari operasi dan pengelolaannya.

Kendati demikian, kata Pahala untuk penerapan sub holding tersebut dalam rangka transmisi, distribusi, dan ritel listrik akan benar-benar diperhatikan implementasinya. Semuanya akan dihitung dengan cermat.

Pahala memastikan pihaknya bersama dengan otoritas terakait sampai saat ini masih melakukan kajian mengenai pembentukan holding dan sub holding PLN tersebut.

Di mana pada awal 2022 ditargetkan hasil kajian sudah bisa diselesaikan. "Gimana komposisi ini dilakukan dan bisa diselesaikan Triwulan II-2022 atau selambat-lambatnya di bulan April tahun ini," ujarnya.

Berkaca dari pelaksanaan holding dan sub holding perusahaan-perusahaan listrik di negara lain. Serta berkaca dari pembentukan sub holding PT Pertamina (Persero) dibutuhkan hitung-hitungan yang cermat.

Mengingat pembangkit listrik PLN saat ini tidak semuanya dimiliki PLN, karena beberapa juga ada yang dikerjakan melalui pembangkit swasta atau Independent Power Producer (IPP).

Di tambah organisasi yang menjadi dalam holding dan sub holding ini terdapat sumber daya manusia (SDM) yang juga harus dipikirkan.

"Gimana SDM dan organisasinya, butuh relokasi dalam hal ini enam sampai sembilan bulan mendatang, perlu kita kaji dan lihat. Kami optimistis pelaksanannya legal dan statenya bisa selesai di 2022," jelas Pahala.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Restrukturisasi Tuntas, Subholding Pertamina Siap Tancap Gas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular