Ada Sub Holding, PLN Bakal Didorong Jualan Selain Listrik

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 24/01/2022 14:50 WIB
Foto: PLN Kantor Pusat. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan rencana terkait dijadikannya PT PLN (Persero) sebagai holding dan sub holding untuk bisnis transmisi dan listrik.

Dengan adanya sub holding ini, PLN diminta untuk tidak hanya menyediakan listrik tapi juga kebutuhan rumah tangga dan industri lainnya.

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury menjelaskan, adanya pembentukan holding dan sub holding ini dapat menguatkan finansial di tubuh PLN. Sehingga, bukan hanya dapat menyalurkan listrik, namun juga di luar transmisi listrik, dalam hal ini 'Beyond kWh'.


Adapun Beyond kWh yang dimaksud Pahala, merupakan kegiatan bisnis yang bisa dikembangkan oleh PLN di luar listrik. Seperti misalnya kabel dan fiber optic-nya.

"Sudah dipilotkan (diuji coba) WiFi dan kualitas pelayanan jasa layanannya dengan jasa dan produk layanan ini ke kualitas pelanggan."

"Karena ini akan menjadi one stop service yang digunakan di rumah oleh pelanggannya. Ini kita harapkan bisa tingkatkan," jelas Pahala kepada CNBC Indonesia, Senin (24/1/2022).

Menurut Pahala, pembentukan holding dan sub holding PLN ini menjadi momentum bagi PLN untuk melakukan transformasi bisnisnya ke depan. Sehingga beban utang yang saat ini sudah menyentuh Rp 500 triliun bisa diturunkan.

Dalam urusan value chain dan rantai pasok kelistrikan, kata Pahala baik itu pembangkit dan ritel atau pelayanan kepada masyarakat akan terpisah. Bahkan dalam pengembangan Beyond kWh juga akan terpisah.

"Dalam value chain dan rantai pasok kelistrikan, pembangkit itu beda, di ritel dan pengembangan dalam Beyond kWh juga beda. Energi primer ini juga beda," jelas Pahala.

"Rantai pasok ini betul-betul memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat dan memberikan kinerja yang sebaik-baiknya. Kalau dimungkinkan, bisa menurunkan pinjaman/kewajiban di neraca mereka lebih lanjut," kata Pahala melanjutkan.

Dengan demikian dalam di masa transisi energi bersih ini, PLN bisa meningkatkan investasi ke depannya. Mengingat pengembangan investasi energi baru terbarukan memerlukan modal atau investasi yang tidak sedikit.

Pahala memastikan pihaknya bersama dengan otoritas terkait sampai saat ini masih melakukan kajian mengenai pembentukan holding dan sub holding PLN tersebut.

Di mana pada awal 2022 ditargetkan hasil kajian sudah bisa diselesaikan. "Gimana komposisi ini dilakukan dan bisa diselesaikan Triwulan II-2022 atau selambat-lambatnya di bulan April tahun ini," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR Bicara Nasib Pembangkit Nuklir - Prospek Danantara di EBT