Impor Baja RI Turun Tajam 31% Sepanjang 2021, Ada Apa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 January 2022 09:35
Krakatau Steel
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa tahun terakhir impor baja China mampu menggerus pasar baja dalam negeri. Namun di tahun lalu, impor baja tahun 2021 dibanding 2019 mengalami penurunan yang cukup baik, yaitu dari 6,9 juta ton pada tahun 2019 menjadi 4,8 juta ton di 2021 atau menurun 31%.

Beberapa program turut mampu mengendalikan impor, misalnya program substitusi impor termasuk penurunan nilai impor untuk beberapa produk baja, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), penerapan SNI wajib dalam rangka melindungi konsumen dalam negeri dari produk baja yang tidak berkualitas, serta pemberian insentif untuk mendorong peningkatan investasi di sektor industri logam.

"Diharapkan dengan program-program tersebut terus ditingkatkan untuk dapat mendorong kinerja industri baja pada periode selanjutnya," ujar Direktur Eksekutif Research Oriented Development Analysis (RODA) Institute, Ahmad Rijal Ilyas dalam keterangan resmi Kemenperin akhir pekan lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III tahun 2021, sektor industri logam dengan HS 72-73 mampu tumbuh di atas 9,82%. Kinerja ini juga didukung ekspor produk baja hingga November 2021 mencapai USD19,6 miliar dan mengalami surplus sebesar USD6,1 miliar.

"Peningkatan kebutuhan baja ini didukung kebijakan PPnBM otomotif yang juga tumbuh hingga 27% di kuartal III tahun 2021," Direktur Industri Logam, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Budi Susanto.

FILE PHOTO: A worker monitors molten iron pouring into a furnace at steel manufacturing plant in Hefei, Anhui province August 15, 2012.   REUTERS/Stringer/File PhotoFoto: REUTERS/Stringer
FILE PHOTO: A worker monitors molten iron pouring into a furnace at steel manufacturing plant in Hefei, Anhui province August 15, 2012. REUTERS/Stringer/File Photo

Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) Handjaja Susanto menyampaikan, salah satu keberhasilan perusahaan memperoleh laba bersih hingga Rp100 miliar karena berkat kontrol pemerintah terhadap impor baja, sehingga pasar impor banyak beralih ke pasar lokal.

"Optimisme industri baja nasional ini terus dijaga dengan upaya hilirisasi dan substitusi impor yang telah dicanangkan oleh pemerintah," ujarnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! Anak Buah Jokowi Bakal Permudah Impor Baja, Tapi..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular