RI Banjir Baja China, Ini Biang Keroknya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
08 December 2022 18:49
Ilustrasi Baja Ringan (EMMMMMiller from Pixabay )
Foto: Ilustrasi Baja Ringan (EMMMMMiller from Pixabay )

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Herman Khaeron mengkritik masih maraknya baja impor yang masuk ke Indonesia, terutama baja ringan. Menurutnya, sampai dengan saat ini Indonesia mengonsumsi baja impor hingga 35-40%, terbesar di negara-negara G20.

"Sekarang yang impor seperti kacang goreng itu baja ringan. Itu baja ringan impornya banyak sekali. Dengan alasan kapasitas produksi baja dalam negeri tidak spesifik memenuhi terhadap seluruh kebutuhan di baja ringan," kata Herman Khaeron dalam FGD Kaleidoskop Ketahanan Industri Baja Nasional Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur dan Industri Manufaktur, Kamis (8/12/2022).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor besi dan baja Indonesia pada tahun 2021 mencapai US$ 11,96 miliar. Nilai impor komoditas dengan pos tarif (HS) 72 ini melonjak 74,42% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 6,86 miliar.

Sementara, untuk volume impor besi dan baja Indonesia tercatat sebesar 13,04 juta ton pada tahun 2021. Melonjak 14,81% dari tahun 2020 yang sebanyak 11,35 juta ton.

Menurut Herman Khaeron, membanjirnya baja impor, khususnya baja ringan di Indonesia karena tren di konsumen. Yang sebelumnya menggunakan kayu, kini mulai beralih ke baja ringan sebagai fondasi rangka bangunan rumah.

"Permintaannya cepat melonjak. Pada sisi lain kita sendiri masih membuka keran impor, sehingga mereka akan membuat pabrik dengan kemampuan produksi yang dimiliki, harga yang jauh lebih murah. Kita nggak bisa mampu membangun pabrik di sini," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! Anak Buah Jokowi Bakal Permudah Impor Baja, Tapi..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular