Harta Karun Sukarno di Gedung Sarinah Punya Ukuran Epik!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 January 2022 07:30
Sarinah Thamrin (CNBC Indonesia/Tri Susillo)
Foto: Sarinah Thamrin (CNBC Indonesia/Tri Susillo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak mulai dipugar untuk transformasi bisnis, Gedung Sarinah rupanya menyimpan banyak 'harta karun' bersejarah, salah satunya adalah relief peninggalan era Presiden Sukarno yang sudah berusia lebih dari setengah abad.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati menjelaskan Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief tersebut.

Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikan dan kerajinan. Presiden Sukarno, selaku proklamator dan presiden pertama Indonesia, juga seorang seniman dan yang mencetuskan pembuatan karya seni ini.

Asikin, salah seorang tokoh dan anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) mengatakan karya seni ini ukurannya sangat epik serta gigantik. Bahkan pada saat dibuat sudah menggunakan teknologi pengecoran panel tunggal modern.

Relief ini senada dengan tujuan pembangunan Sarinah sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya, sebagai mercusuar kebangkitan ekonomi bangsa yang unggul dan berpihak pada ekonomi rakyat, yang saat ini memiliki istilah UMKM.

Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka. Sejarah Sarimah yang pada tahun 1980-an yang pernah terbakar dan pelebaran koridor pengunjung relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar. Berkenaan dengan transformasi dan renovasi Gedung Sarinah, maka relief ini akan direstorasi dan dipamerkan saat pemugaran usai dan Sarinah beroperasi kembali.

Menteri BUMN Erick Thohir meminta agar karya ini direstorasi sedapat-dapatnya kembali seperti sedia kala, dan saat Sarinah kembali dibuka relief ini dapat dipamerkan kepada publik.

Relief ini menurut catatan beberapa ahli sejarah, dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Menurut catatan pencipta, pembuatan relief ini dilakukan oleh kelompok pematung serta pelukis dari Yogyakarta.

Namun hingga kini siapa arsitek atau desainer patung ini masih ditelusuri oleh TACB, termasuk juga blue print atau cetak birunya, karena penting untuk pekerjaan restorasi.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mal Tertua Sarinah Buka Kembali Hari Ini, McD Balik Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular