
Pabrik-Pabrik Gula BUMN RI Bakal Dimasuki Asing, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo menjamin tetap memiliki kontrol penuh atas stok gula di dalam negeri. Meski, jika nanti investor swasta, yang juga adalah asing, masuk jadi pemodal SugarCo.
Sinergi Gula Nusantara atau SugarCo adalah anak usaha Holding Perkebunan Nusantara yang dibentuk pada 17 Agustus 2021. Merupakan gabungan tujuh anak perusahaan pengelola perkebunan tebu, yaitu PTPN II di Sumatera Utara, PTPN VII di Lampung, PTPN IX di Jawa Tengah, PTPN X, PTPN XI, dan PTPN XII di Jawa Timur, serta PTPN XIV di Sulawesi Selatan.
"Kami akan memiliki 35 pabrik gula (PG) yang terintegrasi. Saat ini, sedang due diligence calon mitra strategis, yang akan menguasai 49% saham SugarCo. Investor swasta. Ya (ada asing), private, ya (perusahaan transnasional)," kata CEO SugarCo Aris Toharisman kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).
Langkah SugarCo tersebut diklaim untuk meningkatkan kinerja PG-PG milik BUMN gula/perkebunan tebu.
Bongkar Muat Gula Pasir. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
"PG-PG PTPN itu relatif rendah. Juga, terbelit utang besar. Mungkin karena itu awal pertimbangan pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir) membentuk dan mengizinkan SugarCo ini. Karena dilihat banyak PTPN tidak tepat sasaran," kata dia.
Meski 49% sahamnya akan dimiliki investor swasta yang juga mendapat aliran modal asing, Aris menegaskan, hal itu tidak akan berdampak negatif bagi kestabilan di dalam negeri.
"Kita kan tetap menguasai 51% saham. Artinya, kami tetap bisa jaga stok terkontrol. Karena tujuan restrukturisasi melalui SugarCo ini adalah menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan gula ke depan," kata dia.
SugarCo, kata dia, tetap berperan sebagaimana harusnya perusahaan pelat merah, mengutamakan kestabilan di pasar.
"Ya (meski ada saham swasta ataupun transnasional), tugas kita tidak langsung komersial. Tapi, ada tugas berkontribusi untuk negara. Benderanya tetap bendera nasional," kata Aris.
Meski dibentuk sebagai holding BUMN, SugarCo akan bekerja mandiri dan bukan bagian dari rantai sinergi ID Food, Holding BUMN klaster pangan yang diluncurkan pemerintah pekan lalu.
"Proses due diligence kita harapkan segera selesai dan dijadwalkan eksekusi setidaknya di semester pertama 2022 ini. Bukan (bukan bagian ID Food), karena dia memiliki 4 pabrik gula," kata Aris.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! RI Diam-Diam Jadi Negara Importir Terbesar Gula Dunia