Inflasi Inggris Cetak Rekor, Tertinggi dalam 30 Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan tingkat inflasi besar-besaran tidak hanya dialami Amerika Serikat (AS), tetapi juga Inggris. Inflasi bahkan tercatat mencapai rekor dalam 30 tahun terakhir.
Mengutip CNBC Internasional, tingkat inflasi Inggris per Desember 2021 mencapai 5,4% secara tahunan. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 1992.
Ini terjadi akibat tingginya biaya energi yang dikeluarkan masyarakat di sana. Selain itu, inflasi juga disebabkan adanya masalah di rantai pasok yang membuat harga-harga kebutuhan masyarakat merangkak naik.
Tingkat inflasi per Desember 2021 lebih tinggi dibanding angka pada November yaitu 5,1%. Secara bulanan, indeks harga konsumen di Inggris naik 0,5% atau melebihi proyeksi para ekonom di angka 0,3%.
Lonjakan biaya hidup masyarakat Inggris membuat banyak pihak memprediksi Bank of England akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Pada Desember lalu, Bank Sentral Inggris telah menaikkan tingkat suku bunga setelah sebelumnya ada di tren rendah akibat pandemi.
Tingginya tingkat inflasi di Inggris juga membuat pelaku pasar akan mengamati seksama pertemuan Komite Kebijakan Moneter pada 3 Februari. Kabarnya, para pembuat kebijakan mempertimbangkan rencana menaikkan suku bunga setelah pada Desember lalu rasionya sudah ditingkatkan 15 basis poin menjadi 0,25%.
Menurut Manajer Portofolio dari Quilter Investors Paul Craig, tingkat inflasi Inggris per Desember menunjukkan tepatnya keputusan Bank of England menaikkan suku bunga pada akhir 2021.
"MPC akan dihadapkan dengan trade-off yang sulit, antara memastikan stabilitas keuangan atau membantu rumah tangga mengatasi krisis biaya hidup dengan menekan keuangan masyarakat selama periode musim dingin yang sulit. Bukan hanya biaya hidup yang meningkat, begitu juga ongkos pergi bekerja, dan kenaikan upah mungkin tidak cukup untuk menutupi biaya masyarakat untuk hidup secara normal," kata Craig.
Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional Inggris, pertumbuhan upah tahunan di negara tersebut mencapai 3,8% per Desember 2021. Angka itu menunjukkan adanya penurunan gaji riil para pekerja.
Pada saat yang sama, Indeks Harga Konsumen termasuk biaya perumahan pemilik (CPIH) naik 4,8% dalam kurun setahun terakhir. Sumber yang sama menyebut kenaikan IHK per Desember 2021 merupakan yang tertinggi sejak September 2008. Kontribusi terbesar kenaikan IHK berasal dari perumahan dan layanan rumah tangga serta transportasi.
Craig menyebut saat ini ada kekhawatiran bahwa tingkat kemiskinan di Inggris akan naik. Kemudian, menurut Ahli Strategi Pasar Global di JPMorgan Asset Management Ambrose Crofton, data inflasi terbaru di Inggris akan membuat Bank of England galau dengan kebijakannya saat ini.
Crofton menyarankan agar kenaikan upah dilakukan untuk para pekerja di Inggris untuk meringankan beban masyarakat. Akan tetapi, kebijakan ini harus diambil secara hati-hati karena bisa memicu terjadinya inflasi dalam jangka panjang.
"Tidak ada keraguan bahwa kenaikan harga-harga didorong faktor-faktor yang sifatnya moderat seperti lonjakan biaya energi dan masalah rantai pasokan. Tetapi dalam waktu dekat, konsumen masih akan merasakan keadaan sulit karena tren kenaikan harga mungkin lebih buruk sebelum perbaikan terjadi. Apalagi, batas harga energi akan meningkat sekitar 50% pada April," kata Crofton.
(sef/sef)