Bakal Ada 'Beyond Kwh' di Tubuh PLN, Apa Itu?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Rabu, 19/01/2022 17:20 WIB
Foto: PLN Kantor Pusat. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan transformasi besar-besaran di tubuh PT PLN (Persero). Salah satunya dengan membentuk holding dan sub holding, yang mana PLN sendiri akan bertindak sebagai holding mengurus transmisi listrik.

Sementara sub holdingnya merupakan bagian dari pembangkit-pembangkit milik PLN. Nah, yang menarik, selain sebagai holding, PLN diminta untuk membuat unit bisnis di luar transmisi listrik dalam hal ini adalah 'Beyond Kwh'.

Menteri BUMN, Erick Thohir menjabarkan bahwa PLN akan fokus ke transmisi listrik dan sementara juga akan berkecimpung di pemasaran listrik. Tetapi, kata Erick, PLN juga bisa mengembangkan 'Beyond Kwh' di luar listrik. Seperti misalnya kabel dan fiber optic-nya.


"Seperti yang disampaikan Pak Wamen (Pahala Mansury) soal beyond kwh itu di luar listrik, kan ada kabel di mana-mana. Kita benchmarking di negara lain ini bisa ditingkatkan ke independensi dijadikan PLN mobile dengan fiber optic-nya," terang Erick Thohir dalam Konfrensi Persnya di Kantor BUMN, Rabu (19/1/2022).

Yang jelas, kata Erick, 'Beyond Kwh' itu tetap fokus kepada pelayanan listrik sendiri bukan ke bisnis lain. Walaupun, kata Erick, listrik itu bisa hasilkan beberapa bisnis opportunity lain.

"Jadi ada pembangkit dan urunannya, ada PLN Holding buat servis, ada juga infrastruktur kelistrikan. Tapi PLN juga punya PLN mobile, PLN wifi dan lain lain," jelas Erick Thohir

Adapun, transformasi PLN dalam bentuk holding dan sub holding ditargetkan bisa berjalan tahun ini. Menteri Erick menyampaikan bahwa enam bulan sebelum akhir tahun 2022 akan ada virtual holding seperti PT Pelindo (Persero), PT Pertamina (Persero).

"Full transisi (PLN) diharapkan 2025 kalau bisa 2024 tergantung kondisi transisi ini. Yang penting tidak terburu-buru karena transisi ini kita pastikan ketenagakerjaan PLN harus di upgrading harus melek teknologi tapi bukan berarti, jangan dipelintir, dengan hal ini PLN akan melepas pengawasan," tandas Erick Thohir.

Dirut PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa, transformasi PLN dengan pembentukan sub holding bukan merupakan proses liberalisasi sektor ketenagalistrikan. Hal ini, kata Dirut PLN Darmawan, lebih ke arah tantangan energi, disrupsi teknologi dan tantangan adanya krisis energi yang pernah dialami oleh PLN.

"Sehingga PLN harus mengubah organisasi yang lambat dan kompleks menjadi organisasi yang lincah dan dinamis yang mampu mengubah tantangan. Untuk itu, arahan pak Menteri (Erick Thohir), PLN diminta unutk petakan langkah atau mile stone dan progres menjadi organisasi baru," terang Darmawan di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (19/1/2022).

Terkait dengan transformasi itu, PLN siap membuat laporan dalam dua minggu sekali. "Kami laporkan ada PMO harian, laporkan dua minggu sekali, tujuannya at the end of the year ini di finalisasi legal," kata Darmawan.

Darmawan menyadari bahwa pihaknya juga sedang mereview rantai pasok energi primer yang saat ini terlalu kompleks dan berbelit-belit. Maka dari itu, apabila organisasi harus diubah menjadi proses bisnis yang lebih andal dan efisien semua akan di review ulang.

"Termasuk salah satunya review bisnis proses legal operasional dan struktur organisasi maupun SDM untuk menuju arah likuidasi PLN batu bara agar bisnis proses lebih efisien dan efektif," tandas Darmawan.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR Bicara Nasib Pembangkit Nuklir - Prospek Danantara di EBT