Investasi Migas 2022 Ditargetkan Melesat ke Rp 189 T, Yakin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan, target investasi untuk sektor hulu migas 2022 mencapai US$ 13,2 miliar atau sekitar Rp 189 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), naik 23,4% dari realisasi investasi migas 2021 yang mencapai US$ 10,7 miliar atau sekitar Rp 153 triliun.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, investasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produksi migas pada tahun ini dan juga sebagai salah satu upaya mengejar target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030.
Dwi merinci, target investasi US$ 13,2 miliar pada 2022 ini terdiri dari US$ 8,4 miliar untuk aktivitas produksi, lalu untuk kegiatan eksplorasi US$ 1 miliar. Kemudian, investasi untuk sumur pengembangan US$ 2,9 miliar dan sisanya untuk administrasi sekitar US$ 900 juta.
"Di 2022 investasi hulu migas ditargetkan US$ 13,2 miliar, maka butuh effort besar dan harus ada kenaikan kegiatan di eksplorasi dan development, di samping tentu saja production," jelas Dwi dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Perlu diketahui, realisasi investasi pada 2021 saja hanya tercapai US$ 10,7 miliar atau hanya terealisasi 86,4% dari yang ditargetkan sebesar US$ 12,38 miliar.
Oleh karena itu, menurut Dwi dibutuhkan sejumlah perbaikan untuk mengejar target investasi pada 2022 guna mendukung target produksi migas pada 2030 mendatang, di mana salah satunya adalah melalui perbaikan fiskal.
"Perbaikan fiskal dan insentif terus dilakukan untuk meningkatkan investasi migas ke depan dan mendukung program 1 juta barel minyak dan 12 BCFD gas di tahun 2030 mendatang," ujarnya.
Adapun dampak positif dari peningkatan produksi migas nasional, akan mengurangi defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD), menjaga ketahanan energi nasional, menciptakan lapangan kerja dan penguatan kapasitas perusahaan nasional penunjang industri hulu migas.
Dalam jangka pendek pun, imbuhnya, kegiatan dan investasi di sektor hulu migas diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi dengan semakin tertanganinya pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, produksi terangkut (lifting) minyak pada 2022 ini ditargetkan naik 6,5% menjadi 703 ribu barel per hari (bph) dari realisasi lifting minyak pada 2021 yang "hanya" sebesar 660 ribu bph.
Realisasi lifting minyak pada 2021 lalu masih lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 705 ribu bph.
Adapun untuk target salur (lifting) gas pada 2022 ini ditargetkan naik menjadi 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari realisasi lifting gas di 2021 sebesar 5.501 MMSCFD.
[Gambas:Video CNBC]
Apa Iya RI Kaya Minyak? Cek Dulu nih Data Terbarunya!
(wia)