Komentar DPR Soal IKN Nusantara: Sakti, Familiar & Bingung

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
Senin, 17/01/2022 16:48 WIB
Foto: Desain Istana Kepresidenan di Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur (Tangkapan Layar Instagram @nyoman_nuarta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengusulkan nama Ibu kota negara (IKN) baru yaitu Nusantara. Sederet anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) yang menjadi panitia khusus (pansus) rancangan undang-undangan (RUU) IKN memberikan ragam komentar.

Antara lain Yanuar Prihatin dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam rapat bersama pemerintah, Senin (17/1/2022) menurut Yanuar, Nusantara adalah kata yang sakti.


"Istilah nusantara adalah kata yang sakti. Kenapa? Karena sudah melewati historis yang sangat panjang, metamorfosa sedemikian rupa. Dan dari nama itu muncul ini ada makna kebangkitan dan kejatuhan," paparnya.

Anggota dari Fraksi Gerindra Kamrussamad turut sepakat dengan pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pemberian nama Nusantara adalah sebuah penghargaan yang diberikan ke Presiden Jokowi karena beliau presiden yang mampu dan berani mewujudkan terobosan besar ini. Dimana rencana pemindahan ibu kota telah diwacanakan sejak Presiden Soekarno. Sehingga Gerindra tidak akan menambahkan sebelum maupun setelah kata nusantara," jelasnya.

Ecky Awal Mucharam, Fraksi PKS memilih untuk menunda memberikan persetujuan karena bingung penjelasan dari pemerintah. Ecky meminta agar pemerintah memberikan penjelasan yang lebih komperhensif, temasuk dari ahli bahasa.

"PKS belum memahami penjelasan secara komperhensif, terdokumentasikan dan sebagian dari penjelasan itu harus masuk dalam di dalam penjelasan UU ini. Jadi fraksi PKS masih menunggu," ujarnya. Hal ini juga senada dengan yang disampaikan perwakilan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Meski ada perdebatan, mayoritas anggota pansus setuju untuk memberikan nama Nusantara pada IKN. Pemerintah cukup memberikan penjelasan secara tertulis kepada anggota yang masih meninggalkan catatan.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pramono: Jakarta Masih Berstatus Ibu Kota Indonesia