Eks Bos CDC AS: Jangan Anggap Remeh Covid-19 Omicron!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Sabtu, 15/01/2022 13:30 WIB
Foto: Ilustrasi Covid-19 (Photo by CDC on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 varian Omicron kerap disebut menimbulkan gejala yang lebih ringan dari varian lain, termasuk Delta. Namun demikian, mantan Direktur Centers for Disease Control and Prevention atau CDC di Amerika Serikat (AS), Tom Frieden, mengingatkan agar jangan menganggap enteng Omicron.

Dia mengingatkan hal ini, khususnya bagi mereka yang tidak divaksinasi Covid-19. "Mereka yang dirawat di rumah sakit dan dites positif Omicron kebanyakan tidak divaksinasi," kata Frieden, dalam unggahan di Twitternya, dikutip Sabtu (15/1/2022).

Dia menjelaskan alasan Omicron lebih parah dari flu yakni karena kecepatannya. Varian tersebut bisa menyebabkan 203 kali lebih banyak kasus dalam 3-4 minggu, sebanyak 10 kali lipat jumlah kasus per minggunya.


Saat ini, AS mengalami kenaikan kasus. Menurutnya yang dihadapi bukan lagi gelombang, namun tsunami kasus Covid-19. Ada banyak rumah sakit yang kewalahan akibat hal ini.

"Variabel besarnya adalah banyak ruang, sekitar seperempat orang berusia 5 tahun ke atas, tidak sepenuhnya divaksinasi. Hanya 40% dari mereka yang memenuhi syarat untuk booster telah menerima satu. Di beberapa tempat termasuk Rocky Mountain, tingkat vaksinasi jauh lebih rendah," jelas Friedden.

Orang yang divaksinasi mungkin juga bisa terdampak dari penyebaran Omicron. Dia mengatakan sakit yang mereka derita sangat parah dan beberapa orang akan menderita long Covid.

Orang-orang yang terinfeksi juga bisa menyebarkan penyakit pada kelompok berisiko tinggi untuk mengidap Covid bergejala berat. Karena itu dia mengingatkan untuk tetap menjaga imunitas.

Frieden mengingatkan saat ini bukan waktunya menyerah. Bukan juga membiarkan virus mendominasi kehidupan semua orang.

"Kita bisa membuat perbedaan besar dengan mengambil tindakan sederhana untuk membatasi penularan, melindungi paling rentan terinfeksi, dan melindungi perawatan kesehatan," ungkapnya.

"Itu berarti melakukan vaksinasi sebanyak mungkin orang, menggunakan masker di tempat publik dalam ruangan, karantina dengan tepat dan tes setelah terpapar, mengisolasi jika positif atau memiliki gejala, dan memastikan ketersediaan perawatan Covid yang efektif," lanjutnya.


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Infeksi Covid-19 di China Naik Lagi, Tembus 168.507 Kasus