Dulu Tabung Gas Oksigen Tembus 5 Juta, Sekarang Cuma Ratusan

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 January 2022 15:27
Pekerja menata tabung oksigen di tempat pengisian oksigen PT Aneka Gas Industri, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau kedinasan di DKI Jakarta untuk membantu mendistribusikan oksigen ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.  Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat sirkulasi tabung oksigen yang sempat mengalami kelangkaan beberapa hari lalu. Pantauan CNBC Indonesia beberapa truk dari perangkat daerah seperti Dishub DKI hingga SDA ikut mengantri mengambil oksigen. Antrian pengisian dilokasi tersebut juga memakan waktu lama. Salah satu sopir truk mengaku ia mengantri dari jam 7 pagi hingga pukul 15.30 belum juga bisa diangkut. Karena antrian truk yang begitu ramai. Tempat pengisian Oksigen ini melayani hingga 24 jam.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pengisian Tabung Oksigen Medical (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan kasus Covid-19 pada pertengahan tahun lalu membuat sebagian masyarakat was-was akan ketersediaan obat-obatan hingga tabung gas oksigen. Namun, pedagang menyebut saat ini stok melimpah sehingga tidak perlu ada kekhawatiran.

Rizky Julian, pemilik Rizky Oksigen yang berada Jl. Gondang Sari, Pasar Rebo, Jakarta Timur menyebut melimpahnya stok karena permintaan saat ini tergolong sangat sedikit, bahkan lebih rendah dibanding sebelum masa pandemi.

"Sebelum pandemi bisa 18-20 botol yang ukuran 1 kubik per hari. Kemarin saat puncaknya Covid lagi tinggi bisa 50 botol sampai ratusan. Sekarang rata-rata per hari 10 tabung," kata Rizky kepada CNBC Indonesia, Jumat (14/1/22).

Sedikitnya permintaan membuat stok menjadi lebih banyak. Ia pun memilih untuk menahan pemesanan lagi ke distributor sampai gas oksigen yang menjadi stoknya habis atau minimal menipis.

"Stok banyak, ada sih. Saya juga stok nggak kaya kemarin-kemarin, paling terbatas aja. Lama muternya," jelasnya.

Alhasil kondisi itu sejalan dengan harga tabung yang tidak banyak mengalami perubahan.

"Tabung sudah normal, sudah biasa di Rp950 ribu/kubik, lengkap tinggal pakai. Dulu sampe Rp5 juta ya orang-orang jual tapi saya tidak menjual seperti itu," sebutnya.

Pekerja menata tabung oksigen di tempat pengisian oksigen PT Aneka Gas Industri, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau kedinasan di DKI Jakarta untuk membantu mendistribusikan oksigen ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19.  Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat sirkulasi tabung oksigen yang sempat mengalami kelangkaan beberapa hari lalu. Pantauan CNBC Indonesia beberapa truk dari perangkat daerah seperti Dishub DKI hingga SDA ikut mengantri mengambil oksigen. Antrian pengisian dilokasi tersebut juga memakan waktu lama. Salah satu sopir truk mengaku ia mengantri dari jam 7 pagi hingga pukul 15.30 belum juga bisa diangkut. Karena antrian truk yang begitu ramai. Tempat pengisian Oksigen ini melayani hingga 24 jam.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: Pengisian Tabung Oksigen Medical (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Pekerja menata tabung oksigen di tempat pengisian oksigen PT Aneka Gas Industri, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (30/6/2021). Pemprov DKI Jakarta mengerahkan kendaraan dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau kedinasan di DKI Jakarta untuk membantu mendistribusikan oksigen ke berbagai Rumah Sakit rujukan Covid-19. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat sirkulasi tabung oksigen yang sempat mengalami kelangkaan beberapa hari lalu. Pantauan CNBC Indonesia beberapa truk dari perangkat daerah seperti Dishub DKI hingga SDA ikut mengantri mengambil oksigen. Antrian pengisian dilokasi tersebut juga memakan waktu lama. Salah satu sopir truk mengaku ia mengantri dari jam 7 pagi hingga pukul 15.30 belum juga bisa diangkut. Karena antrian truk yang begitu ramai. Tempat pengisian Oksigen ini melayani hingga 24 jam. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Peluang untuk menambah keuntungan melalui stok tabung pemadam kebakaran sebenarnya tersedia. Namun, dia mengaku enggan melakukannya karena rentan terkena sanksi.

"Kira-kira berisiko saya nggak mau, gara-gara saya tau tabung pemadam meski dibilang baru saya nggak mau jual, beresiko. itu kan bukan buat medis. Risiko ngeri aja sy takut masalah. Hindari masalah-masalah gitu mending yang aman-aman aja," jelas Rizky.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terima Kasih AS! Bantuan Alkes dari New York Tiba Saat HUT RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular