
Cerita Krisis Turki, Lira Bahkan Tak Percaya Erdogan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki kini diserang ledakan inflasi. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan hal ini dipicu oleh alat keuangan asing yang dianggap mengganggu sistem keuangan negaranya.
Berbicara di parlemen, Rabu (12/1/2022), Erdogan berjanji melindungi ekonomi negaranya. Ia menegaskan akan menurunkan inflasi yang melonjak mencapai 36% pada Desember 2021.
"Inflasi yang membengkak tidak sejalan dengan realitas negara kita," katanya, dikutip Reuters, Jumat (14/1/2022).
Ia pun bersumpah bahwa aturan pemerintah yang belum lama ini diumumkan untuk mendukung mata uang lira akan segera memperbaiki keadaan. Akhir Desember, Erdogan memerintahkan warga menyimpan semua tabungan mereka menggunakan mata uang lira.
Ini disebabkan karena volatilitas nilai tukar lira tak terkendali. Lira melemah tajam dalam dua bulan terakhir terhadap dolar AS.
Namun rupanya para ekonom tidak terkesan dengan janji Erdogan. Kebijakan Erdogan malas disebut sampah.
"Sampah yang lebih lengkap dan total dari Erdogan," tulis Timothy Ash, ahli strategi pasar berkembang di Bluebay Asset Management, dalam catatan email tak lama setelah pidato.
"Investor institusi asing tidak ingin berinvestasi di Turki karena pengaturan kebijakan moneter yang benar-benar gila yang diberlakukan oleh Erdogan. Tidak ada plot asing," tambah Ash.
Hal senada juga dikatakan Steve Hanke, ekonom di Universitas Johns Hopkins, melalui Twitter. Ia mengatakan Turki secara spontan melakukan dolarisasi seraya menampilkan artikel harian Israel Haaretz berjudul "Bahkan Lira Turki berhenti percaya pada Erdogan".
"Jika RTE (Recep Tayyip Erdogan) ingin menyelamatkan lira, dan mungkin kulitnya sendiri, dia harus mengadopsi dewan mata uang berbasis dolar AS" katanya.
Lira Turki kehilangan 44% nilainya pada tahun 2021, sebagian besar karena penolakan Erdogan untuk menaikkan suku bunga guna mengendalikan inflasi. Erdogan kerap menekan bank sentral bahkan mengganti gubernurnya yang tak sejalan.
Sementara itu, warga Turki kini dilaporkan mencari uang di luar lira. Toko Turki kini mulai menampilkan harga dalam dolar AS, dan bermain mata uang kripto seperti Bitcoin dan eter.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Erdogan Umumkan 'Perang', Rush Money & Desakan Mundur