Duh! Ada Spekulan Saat Harga Kopi Melambung

damiana cut emeria, CNBC Indonesia
13 January 2022 12:55
A worker harvests arabica coffee cherries at a plantation near Pangalengan, West Java, Indonesia May 9, 2018. Picture taken May 9, 2018. REUTERS/Darren Whiteside
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Asosiasi Eksportir & Industri Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto menyayangkan aksi spekulan memanfaatkan lonjakan harga kopi. Pasalnya, kecurangan itu akan merugikan petani kopi yang baru saja menikmati kenaikan harga.

Menurut Pranoto, saat ini harga kopi di tingkat petani melonjak dari rata-rata Rp60.000 per kg menjadi Rp85.000 - 88.000 per kg untuk Arabika. Sedangkan, harga Robusta memang naik tipis saja di rentang Rp21.000 - 24.000 per kg.

"Saat pandemi kemarin, harga Arabika di akhir tahun 2020 sempat anjlok ke Rp30.000 per kg. Padahal, petani butuh duit untuk Idul Fitri waktu itu. Sekarang, harga bagus, tapi tidak ada barang di pasar. Padahal, petani kopi kita ini tidak ada support dari pemerintah, bahkan untuk kebutuhan dana. Sekarang, saat harga naik ada spekulan," kata Pranoto kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/1).

Bags of Indonesian roasted coffee are seen for sale at an Anomali Coffee shop in Jakarta, Indonesia  May 3, 2018.   Picture taken May 3, 2018. REUTERS/Darren WhitesideFoto: REUTERS/Darren Whiteside
Bags of Indonesian roasted coffee are seen for sale at an Anomali Coffee shop in Jakarta, Indonesia May 3, 2018. Picture taken May 3, 2018. REUTERS/Darren Whiteside

Menurut Pranoto, meski ada PPKM karena pandemi, konsumsi kopi di Indonesia yang alami penurunan hanya specialty coffee. Akibat banyaknya cafe dan restoran yang terpaksa tutup.

"Specialty cofee itu konsumsinya turun drastis sampai 70%, sedangkan konsumsi ritel, termasuk rumah tangga naik. Orang-orang nggak berani ke cafe, tapi mereka bisa beli kopi dan dikonsumsi di rumah," ujar dia.

Akibatnya, harga di petani anjlok dan diobral.

"Petani butuh uang, kopi dilepas dengan harga murah. Sekarang, harga mulai naik tapi barang nggak ada. Kan ngawur namanya. Saya juga pedagang. Tapi pedagang itu harusnya ambil untung jangan menyusahkan yang lain," kata Pranoto.

Pranoto mengatakan, petani seharusnya bisa menikmati kenaikan harga kopi yang lebih baik tahun ini.

"Hingga 2-3 tahun ke depan, harga kopi masih akan tinggi. Akibat frost di negara produsen, Amerika Selatan dan Tengah sebelumnya, banyak tanaman terganggu dan sekarang mereka sedang menata ulang pembibitannya. Sambil menunggu recovery dan panen, harga akan naik karena pasokan terbatas," ujar dia.

Meski ada peningkatan hujan di musim panen awal tahun 2022, produksi kopi tahun 2022 diprediksi naik jadi 600 ribu ton, dari sebelumnya sekitar 500 ribu ton. Dimana 300 ribu ton diantaranya dipasarkan ke negara tujuan ekspor.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikut-Ikutan Pangan, Harga Kopi Tanda-Tanda Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular