
Krisis Energi Dunia Makan Korban Baru: Argentina

Jakarta, CNBC Indonesia - Daftar negara yang mengalami krisis energi global terus meluas. Setelah sebelumnya dialami Eropa, Asia, dan Amerika Utara, kali ini defisit daya mulai dialami Argentina.
Mengutip laporan Buenos Aires Times, distributor listrik Edenor dan Edesur mengatakan pemadaman listrik besar-besaran telah terjadi karena permintaan energi melonjak. Akibatnya, 700 ribu orang yang tinggal di sekitaran ibukota Buenos Aires harus tinggal dengan defisit listrik.
"Rumah, toko, bisnis, dan kantor terpengaruh oleh pemadaman di saluran tegangan tinggi dan mesin di Puerto Pusat," kata Badan Regulasi Listrik Nasional (ENRE) dalam sebuah laporan dikutip Rabu (12/1/2022).
"Kegagalan ini menyebabkan pemadaman sekitar 1.800 MW. Diperkirakan 700.000 pengguna terpengaruh oleh peristiwa tersebut. Central Puerto saat ini sedang melakukan pekerjaan awal untuk mulai menormalkan pasokan," tambahnya.
Pemadaman listrik ini sendiri terjadi pada saat wilayah Buenos Aires mengalami gelombang panas dengan temperatur mencapai 41,5 derajat Celcius. Pihak berwenang mengatakan gelombang panas telah mencapai 41,1 derajat Celcius pada 16:05 waktu setempat. Ini merupakan yang rekor panas tertinggi kedua sejak 1906.
Dengan situasi ini, pertikaian politik pun mulai muncul. Mantan presiden Mauricio Macri turun ke jejaring sosial untuk mengkritik pemerintah dan meminta warga untuk mengekspresikan kemarahan mereka.
Menanggapi kritik tersebut, Juru Bicara Pemerintah Gabriela Cerruti menuduh Macri munafik. Ia mengatakan pemadaman besar pernah terjadi pada 2019 lalu saat Macri berkuasa.
(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nambah Lagi Negara Kemasukan Omicron: Argentina!