Bukan Menakuti, Tapi Ini 'Ngerinya' Omicron Versi Luhut

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
Rabu, 12/01/2022 11:50 WIB
Foto: Foto: Ilustrasi Luhut Binsar Panjaitan, Edward Ricardo (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan kepada masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan, terutama di tengah lonjakan kasus akibat varian Covid-19 omicro.

"Keberhasilan kita mengendalikan varian omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama menjalankan protokol kesehatan," kata Luhut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip, Rabu (12/1/2022).

Dalam pernyataan tersebut, Luhut berbicara mengenai potensi omicron yang dapat memicu gelombang Covid-19 selanjutnya, perkiraan puncak kasus, hingga kenaikan kasus.


Berikut deretan hal yang perlu Anda ketahui mengenai fakta-fakta sebaran omicron di Indonesia:

Picu Gelombang Tinggi

Luhut mengatakan saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru yang lebih tinggi di berbagai negara. Indonesia, bukan tidak mungkin mengalami hal serupa.

"Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama. Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada," kata Luhut.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per kemarin, angka kasus Covid-19 mencapai 802 kasus, yang sebagian besarnya disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Puncak Omicron Awal Februari

Luhut mengatakan, berdasarkan pengamatan sebaran omicron di negara lain, puncak kasus varian omicron dalam kisaran 40 hari, atau lebih cepat dibandingkan varian delta.

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena omicron akan terjadi pada awal Februari," jelasnya.

Namun, Luhut memperkirakan nantinya sebagian kasus omicron akan bergejala ringan. Berbagai strategi yang akan diterapkan pemerintah dalam menghadapi varian ini juga nantinya berbeda seperti saat menangani varian delta.

Kasus Covid-19 Akan Naik

Luhut memperkirakan kasus Covid-19 di tanah air kemungkinan akan naik. Namun, pemerintah meminta seluruh elemen masyarakat tidak panik dalam menyikapi situasi tersebut.

Eks Kepala Staf Kepresidenan itu meyakini kasus tidak akan meningkat seperti di negara lain. Namun, menurutnya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hal tersebut tidak terjadi.

"Syaratnya kita semua harus disiplin," kata Luhut.


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Luhut "Pede" Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 9% di 2027