
Keran Ekspor Batu Bara Dibuka, Pasokan buat PLN Dijamin Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah memerintahkan agar 14 kapal yang sudah memiliki muatan penuh batu bara dan sudah dibayar oleh pihak pembeli agar segera dilepas untuk bisa ekspor.
Perintah Luhut tersebut disampaikan saat rapat koordinasi (rakor) dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku usaha pertambangan batu bara, dan PT PLN (Persero), Senin (11/01/2022).
Selanjutnya, Luhut menuturkan kepada wartawan, bahwa mulai Rabu, 12 Januari 2022, keran ekspor batu bara bisa mulai dibuka secara bertahap.
Lantas, apakah artinya kondisi pasokan batu bara sudah aman dan sesuai dengan target PLN?
Luhut mengatakan bahwa kondisi suplai batu bara PLN kini sudah jauh membaik.
"Per hari ini, Senin (10/01/2022), melihat kondisi suplai PLN yang sudah jauh lebih baik, untuk 14 kapal yang sudah memiliki muatan penuh batu bara, dan sudah dibayar oleh pihak pembeli, agar segera di-release untuk bisa ekspor. Jumlah kapal ini harus diverifikasi oleh Ditjen Minerba dan Ditjen Perhubungan Laut (Hubla). Bakamla juga perlu melakukan pengawasan supaya jangan sampai ada kapal yang keluar di luar list yang sudah diverifikasi oleh Ditjen Minerba dan Hubla," bunyi salah satu keputusan rakor yang merupakan titah dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenko Marves, Senin (10/01/2022).
PT PLN (Persero) sebelumnya menyebutkan bahwa agar pemadaman listrik tidak terjadi, maka diperlukan setidaknya 20 juta metrik ton (MT) batu bara untuk menjaga level stok batu bara untuk pembangkit aman selama 20 hari operasi (HOP).
Dalam rakor kemarin, menurut keterangan resmi Kemenko Marves, PLN menyampaikan bahwa PLN masih mengalami kekurangan pasokan batu bara sebesar 2,1 juta ton dari kebutuhan 16,2 juta ton guna memenuhi minimal 15 HOP di akhir bulan Januari dan di atas 20 HOP untuk daerah yang jauh dan kritis.
Namun kekurangan pasokan batu bara tersebut disebutkan sudah terpenuhi dengan adanya tambahan penugasan dari Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM pada 9 Januari 2022 dan akan diselesaikan perikatannya paling lambat hari ini, Selasa, 11 Januari 2022.
"Untuk memenuhi kebutuhan HOP (Hari Operasi) PLTU PLN dan IPP pada bulan Januari 2022, sesuai dengan arahan Menteri ESDM (akhir bulan minimal 15 HOP dan untuk daerah yang jauh dan kritis di atas 20 HOP) diperlukan pasokan batubara sebesar 16,2 juta MT. Kekurangan pasokan sebesar 2,1 juta MT yang kemarin dilaporkan, sudah terpenuhi dari tambahan penugasan Dirjen Minerba pada tanggal 9 Januari 2022 dan akan diselesaikan perikatannya paling lambat 11 Januari 2022," bunyi salah satu poin hasil rakor Kemenko Marves, Senin (11/01/2022).
Selain itu, berdasarkan hasil operasi lapangan tim Minerba bersama tim PLN mengenai kargo batu bara tujuan ekspor di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, beberapa sudah berhasil ditindaklanjuti.
"Sejumlah 62,5 ribu MT kargo batu bara yang diperuntukkan ekspor, atas dukungan semua pihak termasuk Dirjen Hubla, berhasil dialihkan ke tujuan domestik dan segera mengarah ke PLTU Paiton 9," ungkap keterangan resmi Kemenko Marves.
Luhut pun memerintahkan agar tongkang-tongkang yang memuat batu bara untuk ekspor tetap diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah PLTU yang masih membutuhkan suplai, sehingga tongkang-tongkang tersebut belum diperbolehkan untuk melakukan ekspor.
Sebelumnya, pada 5 Januari 2022, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan untuk jangka pendek strategi PLN untuk menghindari pemadaman dengan cara memastikan pasokan 20 juta Metrik Ton (MT) batu bara untuk membuat ketersediaan batu bara di pembangkit aman selama 20 hari operasi (HOP).
Dia menyebut, dari kebutuhan 20 juta ton stok batu bara tersebut, terdiri dari 10,7 juta ton kontrak existing dan 9,3 juta MT sebagai tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batu bara ke level aman.
Hingga 5 Januari 2022 PLN menyebut sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara. Jumlah tersebut terdiri dari 10,7 juta MT kontrak existing PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak tambahan. Tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat mengatakan setidaknya ada dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam keadaan darurat pasokan batu bara, yakni PLTU Suralaya 1 - 7 dan PLTU Jawa 7.
Keduanya memiliki kapasitas 5,4 Giga Watt dan mengancam terjadinya gangguan pasokan listrik atau power failure di wilayah Jawa - Madura - Bali (Jamali).
"Ini juga ada dua sumber power yang juga kritis saat ini yaitu Suralaya 1-7 sama Jawa 7. Nah dua-duanya ini berkapasitas [total] 5,4 GW dan dalam situasi merah. Nah merahnya kenapa, disebabkan karena pasokan DMO [Domestic Market Obligation] tidak memadai," jelas Arifin di kantor pusat PLN, Selasa (04/01/2022).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Tumpukan Batu Bara di Pelabuhan Saat Ekspor Disetop
