Konsumen RI Pede & Doyan 'Jajan', PDB Bisa Tumbuh 5%?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 January 2022 12:35
Pengunjung memilih pakaian yang dijual saat diskon akhir tahun di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Jumat (31/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung memilih pakaian yang dijual saat diskon akhir tahun di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Jumat (31/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen Indonesia semakin optimistis di penghujung tahun lalu. Hal ini tentunya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2021, apalagi data menunjukkan konsumen Indonesia lebih banyak "jajan" alias belanja. 

Bank Indonesia (BI) pada hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember 2021 sebesar 118,3, mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya 118,5.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Di atas 100, artinya konsumen percaya diri atau optimistis memandang kondisi ekonomi saat ini hingga beberapa bulan mendatang. Sebaliknya, di bawah 100 berarti konsumen pesimistis.

"Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat pada Desember 2021. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2021 sebesar 118,3 atau berada pada area optimis, relatif stabil dibandingkan dengan indeks pada November 2021 sebesar 118,5," tulis BI dalam Laporan Survei Konsumen yang dirilis hari ini.

IKK di bulan Desember, meski mengalami penurunan tetapi masih menunjukkan optimisme yang tinggi, sebab hanya turun tipis dari bulan sebelumnya yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2020 atau sebelum virus corona menyerang dunia.

Selain itu jika dilihat detailnya, IKK dibagi menjadi dua yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK).

IKE bulan Desember mengalami kenaikan menjadi 99,9, sedikit lagi melewati 100 dan mengalami peningkatan signifikan dari bulan sebelumnya 99,2. Kenaikan tersebut ditopang membaiknya Indeks Penghasilan Saat ini dan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan yang masing-masing naik 1,3 dan 1,8 poin menjadi 109,6 dan 98,1.

Jika di-breakdown lagi, Indeks Penghasilan Saat Ini mengalami peningkatan tajam di kelompok pengeluaran > Rp 5 juta. Tetapi, semua kelompok pengeluaran sudah berada di atas angka indeksnya 100, yang artinya optimistis.

Kemudian Indeks Penghasilan saat ini berdasarkan kelompok umur hanya usia di atas 60 tahun yang indeksnya di bawah 100.

Berbeda dengan IKE yang semakin membaik, IEK mengalami penurunan di bulan Desember menjadi 136,8 dari bulan sebelumnya 137,8.

Penurunan tersebut tidak lepas dari munculnya varian Omicron, meski dikatakan hanya bergejala ringan, tetapi penyebarannya yang sangat cepat tentunya memberikan ketidakpastian ke depannya.

Secara keseluruhan jika dilihat pada triwulan IV 2021, IKK mengalami penigkatan drastis dibandingkan triwulan sebelumnya, sehingga bisa menjadi pertanda bangkitnya perekonomoian Indonesia.

"Secara triwulan, IKK triwulan IV 2021 tercatat sebesar 116,8, meningkat dibandingkan 84,3 pada triwulan III 2021, maupun 89,2 pada triwulan IV 2020," tulis keterangan BI.

Tentunya, kebangkitan perekonomian bisa terjadi asalkan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus bisa diredam agar PPKM tidak kembali diketatkan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Konsumen Lebih Banyak Belanja, PDB Triwulan IV Bisa di Atas 5%?

Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 4,5% di triwulan IV 2021. Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 diperkirakan berada di kisaran 3,2-4,4%.

"Kita perkirakan bisa di atas 4,5% pada triwulan IV. Kami lihat pertumbuhan ekonomi di 4% ini akan terus membaik," tutur Perry Warjiyo, Gubernur BI, usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Desember 2021.

Pemerinah lebih optimistis lagi, melalui Kementerian Keuangan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan bisa tumbuh lebih dari 5% di triwulan IV 2021.

"Momentum pemulihan ekonomi kembali menguat setelah terinterupsi varian delta. Untuk 2021, ekonomi diperkirakan tumbuh 3,5-4% dan pada kuartal IV tumbuh di atas 5% karena akselerasi yang kuat," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita periode Desember 2021, Selasa (21/12/2021).

Konsumsi rumah tangga, yang menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran, diperkirakan tumbuh memuaskan. Menurut Sri Mulyani, sinyal kebangkitan konsumsi rumah tangga terlihat dari data Mandiri Spending Index.

"Kalau kita lihat Mandiri Spending Index, masuk ekspansi yang kuat," ujarnya.

Selain itu, dalam Laporan Survei Konsumen BI, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) naik tipis menjadi 76,2 di bulan Desember dari bulan sebelumnya 76,1.

biFoto: Laporan Survei Konsumen, Bank Indonesia 

Meski kenaikannya tipis, tetapi dibandingkan triwulan III 2021, cukup jauh lebih tinggi, dimana rata-ratanya sebesar 74,8% sementara di 3 bulan terakhir 2021 rata-rata sebesar 75,8%. Artinya ada peningkatan konsumsi di penghujung tahun 2021 yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) mengalami peningkatan menjadi  9,7%, meningkat dari 9,3% pada November 2021. Kemudian, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) dilaporkan sebesar 14,1% turun dari dari bulan sebelumnya 14,6%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsumen RI Makin Pede Arungi Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular