
Kazakhstan Masih Mencekam, 164 Tewas di Demo Berdarah

Jakarta, CNBC Indonesia - Demonstrasi berujung kekerasan di Kazakhstan membuat luka besar di negara "petro dollar" tersebut. Setidaknya 164 orang tewas dalam demonstrasi berdarah berhari-hari dan 5.000 orang lainnya ditahan.
Mengutip CNN International yang melansir media lokal Khabar 24, korban tewas terus bertambah Minggu (9/1/20212). "Ada peningkatan signifikan dari jumlah di Jumat, 44," ujar Kementerian Kesehatan Kazakhstan.
Sebelumnya, pemerintah Presiden Kassym-Jomart Tokayev terpaksa mengumumkan keadaan darurat, sejak Rabu pekan lalu, akibat kerusuhan yang terus terjadi sejak Selasa. Aliansi militer negara-negara bekas Uni Soviet yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), juga mengirimkan militernya intuk mengendalikan situasi.
"Pasukan penjaga perdamaian dari CSTO telah sepenuhnya dikerahkan ke Kazakhstan dan sekarang sepenuhnya beroperasi di dalam negeri," kata Komandan Jenderal Andrey Serdyukov.
CSTO sendiri meliputi Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Sebanyak 2000 lebih tentara Rusia dikatakan sudah berjaga-jaga di ibu kota mengamankan situasi.
Serdyukov mengatakan pasukan itu melakukan tugas untuk melindungi fasilitas penting baik militer maupun negara dan sosial. Pasukan akan tetap berada di negara itu sampai situasi stabil.
Demonstrasi di Kazakhstan dimulai dengan kenaikan harga gas minyak cair (LPG), yang digunakan untuk bahan bakar kendaraan di negara 19 juta penduduk itu. Ini membuat massa kecewa dan meneriakkan ketidakadilan.
Pasalnya negara itu memiliki cadangan energi besar baik minyak maupun gas. Kazakhstan memiliki 20 miliar cadangan minyak dengan tingkat produksi sekitar 1,64 juta barel/hari.
Negara ini menempati urutan ke-19 produsen minyak bumi dunia. Kazakhstan merupakan penghasil terbesar di kawasan Asia Tengah.
Akibat demo pejabat tinggi, termasuk mantan ketua Komite Keamanan Nasional Kazakhstan Karim Massimov, telah ditahan. Mereka dicurigai melakukan pengkhianatan, lapor media pemerintah.
Sistem perbankan diumumkan pemerintah akan segera dipulihkan. Sebelumnya perbankan chaos dan warga tak bisa mengambil uang di ATM karena internet dimatikan.
Sistem pembayaran untuk pinjaman, pensiun, tunjangan dan gaji diharapkan akan kembali bekerja seperti biasa di seluruh negeri mulai Senin ini. Sebelumnya dimatikannya internet juga berdampak ke kripto Bitcoin, karena negara itu adalah negara itu salah satu area pertambangan terbesar dunia saat ini.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kazakhstan Memanas, Pemerintah Minta WNI Lakukan Ini