Top! Kilang Raksasa Pertamina Ini Tekan CAD US$ 2,6 M/Tahun

Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
10 January 2022 07:30
Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)
Foto: Proyek Kilang Raksasa Pertamina Balikpapan (Dok: Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi sektor minyak dan gas (migas) Indonesia sampai saat ini masih timpang. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang besar di atas 1 juta barel per hari, belum bisa dipenuhi oleh kilang-kilang di dalam negeri.

Menurut data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-November 2021 neraca dagang migas Indonesia masih negatif. Artinya impor lebih besar ketimbang ekspor.

Jumlah ekspor migas Indonesia pada periode tersebut adalah US$ 11,182 miliar, naik 74,8% dibandingkan periode Januari-November 2020. Sementara impor migas Indonesia pada periode Januari-November 2021 adalah US$ 22,151 miliar, naik pesat 178,79% dibandingkan periode yang sama 2021.

Sehingga defisit neraca dagang migas Indonesia di Januari-November 2021 adalah US$ 10,969 miliar.

Kemudian dari data tersebut, impor minyak mentah pada periode yang sama mencapai US$ 5,836 miliar atau naik 254%. Kemudian impor hasil minyak seperti BBM mencapai US$ 12,646 miliar atau naik 183,54%. Terakhir impor gas mencapai US$ 3,668 miliar atau naik 113,51%.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya tengah membangun sejumlah kilang di Indonesia. Salah satu yang besar adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang Balikpapan. Proyek raksasa ini memiliki nilai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 100 triliun.

"Proyek ini bisa menghemat current account deficit (CAD) US$ 2,65 miliar per tahun," kata Nicke di sela kunjungan ke proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau perluasan kilang Balikpapan, Sabtu (8/1/2022).

Targetnya, RDMP Balikpapan akan rampung pada Oktober 2023 dan meningkatkan kapasitas 100 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.

Pertamina memang tengah melakukan pengembangan sejumlah kilangnya, agar kapasitas produksinya meningkat. Rencananya biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan kilang adalah US$ 43 miliar atau Rp 600 triliun lebih.

Lewat pengembangan ini, kapasitas kilang nasional Pertamina bisa meningkat menjadi 1,4 juta barel per hari, dan 1 juta barel per hari saat ini. Produksi BBM juga akan naik menjadi 1,2 juta barel per hari, dari 700 ribu barel per hari saat ini.

Kemudian produksi petrokimia akan naik menjadi 8.000 kilo ton per tahun, dari kapasitas saat ini 1.660 kilo ton per tahun. Lalu kualitas produk BBM seluruh kilang akan naik dari EURO II menjadi EURO V.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Berpuluh Tahun, Akhirnya RI Punya Kilang Minyak Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular