Miris, Ribuan Warga Myanmar Mengungsi di Sepanjang Sungai

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
08 January 2022 15:05
In this photo provided by Free Burma Rangers, villagers shelter in the open due to airstrikes, Saturday, March 27, 2021, in Deh Bu Noh, in Karen state, Myanmar. Myanmar military jets hit a village in Karen State, on Saturday night, killing a few people and wounding others, according to relief organizations.(Free Burma Rangers via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan penduduk Myanmar terpaksa tinggal atau mengungsi di sepanjang sungai di perbatasan Thailand. Mereka tinggal hanya di bawah tenda darurat yang biasa digunakan untuk berkemah.

Hal ini dikarenakan para warga takut untuk kembali ke rumah masing-masing karena dibombardir oleh serangan udara militer. Ini masih berkaitan dengan konflik perebutan kekuasaan antar militernya yang berlangsung sejak tahun lalu.

Wartawan Reuters melaporkan bahwa ia melihat sekitar 2.000 pria, wanita dan anak-anak tinggal di bawah terpal di sisi sungai Moei Thailand pada hari Jumat.

Beberapa pengungsi di tepi sungai ini mengatakan, sebelumnya telah melarikan diri ke pengungsian di Thailand. Namun, kondisi di sana sangat buruk karena terlalu ramai sehingga kembali lagi ke sisi sungai perbatasan.

Seorang wanita dari kamp tersebut, Sabal Phyu (42), telah menyeberangi perbatasan untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan dan air kemasan. Lalu membawanya kembali ke sisi sungai Myanmar.

"Di sana (kamp pengungsian), kami menerima sumbangan bantuan yang baik tetapi sangat ramai dan sulit untuk ditinggali. Di sini, kami memiliki lebih banyak kebebasan," kata Sabal Phyu kepada Reuters, dikutip Sabtu (08/01/2022).

Seperti diketahui, Komite Palang Merah Internasional mencatat saat ini ada sebanyak 8.000 lebih pengungsi Myanmar yang tinggal di kamp Thailand.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konser Suku Minoritas Diserang di Myanmar, 30 Orang Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular