
Orang RI Sudah Tak Nafsu Beli Apartemen, Pengembang Tiarap!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembang tunda pembangunan apartemen baru yang tidak memiliki pasar khusus, seperti jenis Transit Oriented Development (TOD). Hal ini diungkapkan Ketua Umum Real Estate Indonesia Totok Lusida.
"Kita mengimbau dan sosialisasi ke pengembang untuk tidak melakukan pembangunan apartemen baru kecuali punya target market tertentu," jelasnya dalam Investime CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Market tertentu dia mencontohkan seperti kawasan TOD yang merupakan pangsa baru untuk masyarakat yang lebih senang menggunakan transportasi umum.
Terlebih saat ini penjualan apartemen tengah lesu karena pandemi Covid -19 dan kondisi pasar sudah over supply atau kelebihan pasokan. Insentif PPNDTP yang diserap dari pembeli hunian vertikal juga minim karena permasalahan teknis penyerahan unit ke pembeli.
![]() Fenomena 'Apartemen Hantu' Bermunculan, Apa Penyebabnya? |
Lantas berapa pasokan apartemen saat ini?
Mengutip laporan Colliers Indonesia, total pasokan apartemen di Jakarta saat ini sudah mencapai 222.059 unit, naik 2% secara year on year (YoY) dari tahun lalu. Tambahan pasokan di 2021 mencapai 4.325 unit hampir naik dua kali lipat dari tahun 2020 sebanyak 2.698 unit.
Meski begitu menurut Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan itu belum mencerminkan kondisi sebenarnya,melihat dari tahun-tahun sebelumnya tambahan pasokan apartemen mencapai 9.767 unit di 2019, dan 17.524 unit di 2018. Karena pandemi turut menahan konstruksi apartemen dan pengembang menahan untuk me-launching produk baru.
"2021 launching project baru di Q4 nggak ada, dan proyek baru kemungkinan diperkenalkan pada 2022. Dari proyek yang tertahan," jelasnya.
Dia melihat mulai dari 2022 - 2025 nanti diperkirakan unit baru yang diperkenalkan bertambah 24.775 unit, sehingga total supply apartemen mencapai 246.834 unit.
Namun yang jadi masalah adalah tingkat penyerapannya masih sangat minim. Ferry menjelaskan penjualan di 2021 itu 1.289 unit, sementara di 2020 itu mencapai 1.927 unit. Itu pun menurun drastis dari tahun tahun sebelumnya seperti 2018 mencapai 5.898 unit dan 2019 mencapai 4.682 unit.
"Volume penjualan tidak terlalu tinggi di 2021 dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya. Namun dia optimis 2022 ini penjualan apartemen bisa lebih baik karena kondisi perekonomian yang tumbuh dan perpanjangan diskon PPN.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hancur Tak Tertolong, Nasib Apartemen Kini Diujung Tanduk