Internasional

Kronologi Raja Salman Dihina 'Teroris' & Buat Arab Ngamuk

Thea Fathanah Arbrar, CNBC Indonesia
07 January 2022 11:05
FILE PHOTO: Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud, attends a banquet hosted by Shinzo Abe, Japan's Prime Minister, at the prime minister's official residence in Tokyo, Japan, Monday, March 13, 2017.  To match Insight SAUDI-POLITICS/KING REUTERS/Tomohiro Ohsumi/Pool/File Photo
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dihina partai politik dan kelompok militan Syiah di Libanon, Hizbullah. Hal ini membuat Arab Saudi meradang dan melontarkan pernyataan balasan.

Lalu bagaimana ini bisa terjadi? Seperti apa kronologinya?



Hal ini bermula dari ucapan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah. Ia mengatakan banyak warga Arab Saudi yang memutuskan untuk bergabung dengan kelompok teror ISIS dan melakukan aksi-aksi brutal serta terorisme di wilayah Irak.

"Teroris adalah orang yang mengirim ribuan orang Saudi untuk melakukan operasi bunuh diri di Irak dan Suriah, dan itu adalah Anda (Raja Salman)," katanya sebagaimana dibuat Al-Jazeera.



Nasrallah juga mengecam kerajaan pimpinan keluarga Al Saud itu karena hubungannya yang dekat dengan Amerika Serikat (AS). Terutama untuk memuluskan kampanye militer yang dipimpinnya di Yaman menumpas kelompok Houthi

"Kami tidak menyerang Arab Saudi. Mereka terlibat dalam konspirasi yang lebih besar yang menghancurkan kawasan itu," kata pemimpin Hizbullah itu lagi.

Hal ini membuat Duta Besar Arab Saudi di Beirut, menyerang balik Hizbullah. Ia mengatakan kelompok itulah yang selama ini bertindak seperti teroris.

"Riyadh (Arab Saudi) berharap partai politik akan memprioritaskan kepentingan tertinggi Lebanon... dan mengakhiri hegemoni teroris Hizbullah atas setiap aspek negara," kata Duta Besar Waleed Bukhari dalam sebuah pernyataan kepada AFP, dikutip Jumat (7/1/2022).

"Aktivitas teroris Hizbullah dan perilaku militer regional mengancam keamanan nasional Arab."

Arab Saudi sendiri beraliran Sunni. Hizbullah dan Houthi kerap disebut didukung negara Syiah, Iran.

Libanon sendiri sedang berjuang untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Kuwait. Pasalnya Hizbullah yang cukup berkuasa dalam perpolitikan negara itu seringkali mengkritik langkah koalisi Saudi di Yaman.

Bahkan, pada bulan Oktober, negara-negara Teluk menarik duta besar mereka, dan Arab Saudi melarang semua ekspor Lebanon. Manuver ini diambil setelah sebuah video muncul dari Menteri Informasi George Kordahi yang mengkritik perang koalisi pimpinan Saudi di Yaman.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Arab Saudi Bikin Perayaan buat Raja Salman, Ada Apa Ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular