Pandemi Picu Nilai Dagang RI-India Rp 717 T Gagal Tercapai
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 memiliki banyak dampak buruk, terutama pada perekonomian dunia. Duta Besar (Dubes) India Untuk RI Manoj Kumar Bharti mengatakan jika negaranya tidak dapat mencapai target perdagangannya dengan Indonesia.
Manoj mengatakan, sebelum pandemi, India telah menetapkan target perdagangannya dengan Indonesia mencapai US$ 50 miliar atau Rp 717 triliun (asumsi Rp 14.300/US$) pada tahun 2025 mendatang.
"Sayangnya, akibat pandemi, saya yakin angka ini akan sulit dicapai," kata Manoj dalam dalam program Prime Words CNBC Indonesia, Rabu (5/1/2022).
Meski begitu, perdagangan India dan Indonesia dikatakan masih sangat substantif. Pada 2019, perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$ 20 miliar (Rp 287 triliun).
Sementara dalam jumlah terbaru, menurut angka yang dirilis beberapa waktu lalu, total perdagangan bilateral hampir mencapai US$ 17 miliar (Rp 244 triliun) antara Januari-Oktober 2021.
"Di luar itu, ekspor Indonesia ke Indonesia hampir mencapai US$ 10.7 miliar (Rp 153 triliun). Menurut statistik, surplus Indonesia hampir US$ 4.75 miliar (Rp 68,1 triliun) atas India. Jadi perdagangan kami cukup substantif," katanya
Manoj memaparkan jika India telah bergerak secara konsisten demi meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara.
"Kami juga perlu beberapa perubahan kebijakan, perubahan aturan, perubahan hambatan tanpa tarif dan hal lainnya," katanya.
Sayangnya, kata Manoj, sebagian besar perdagangan terbatas pada beberapa hal besar. Sebagai contoh, India mengimpor minyak sawit dari Indonesia dalam jumlah yang besar. Demikian juga batu bara yang didatangkan dari Indonesia secara substantif. India juga merupakan importir minyak sawit terbesar dari Indonesia.
"Hal itu menjadikannya sebuah dinamika perdagangan yang potensial dalam hubungan bilateral," katanya. "Menurut saya, impor terbesar India adalah obat-obatan, bahan kimia, produk pertanian, dan hal lainnya seperti itu."
(tfa/tfa)