Asooyyy! Saat Delta Membabi Buta RI Ketiban 'Durian Runtuh'

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
03 January 2022 17:21
Sri Mulyani (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Sri Mulyani (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Semua sepakat, Juli dan Agustus 2021 adalah periode paling mengerikan sepanjang pandemi dalam dua tahun terakhir. Namun di saat yang sama, Indonesia justru ketiban durian runtuh dari lonjakan harga komoditas internasional.

Hal ini memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara yang mampu meraih target di 2021. Salah satunya terlihat pada penerimaan pajak.

"Karena komoditas melonjak luar biasa, pajak sektor pertambangan dari minus 43,4% menjadi 60,52% positif itu lonjakannya pada kuartal III saat delta membabi buta kita naiknya justru tiga kali lipat," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (3/1/2022)

Peningkatan juga muncul pada sektor industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi dan real estate. Secara total penerimaan pajak di akhir tahun mencapai Rp 1.277,5 triliun (103,9%) tumbuh 19,2%.

Dampak berikutnya terlihat pada bea keluar, di mana realisasinya mencapai Rp 34,6 triliun atau 1.933,7% dari target APBN. Pertumbuhannya mencapai 708,2%. Penopang terbesar adalah produk kelapa sawit dan tembaga.

Kemenkeu juga mencatat kenaikan pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Realisasinya hingga akhir tahun adalah Rp 452 triliun atau tumbuh 31,5% menjadi 151,6% dari target APBN.

Ini didorong oleh pendapatan SDA Migas yang mencapai Rp 98 triliun atau tumbuh 41,9% akibat kenaikan harga minyak dunia dalam setahun terakhir. Kemudian SDA Non Migas mencapai Rp 52,8 triliun atau 181,4%, tumbuh 87,6% yang didukung oleh batu bara, tembaga dan nikel.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesepakatan Defisit APBN 2022, Hingga Harga Batu Bara Meroket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular