
Omicron Menggila di Inggris, Bakal Lockdown Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di Inggris sudah menyentuh rekor tertinggi pada Jumat lalu dengan hampir menembus 190 ribu kasus dalam sehari. Namun, dilansir Reuters, pemerintah Inggris menegaskan belum akan mengambil langkah pembatasan sosial atau lebih jauh hingga lockdown.
"Pembatasan kebebasan kita harus menjadi pilihan terakhir yang mutlak," tulis Menteri Kesehatan Javid dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Daily Mail, Sabtu.
Salah satu alasannya karena otoritas mengklaim bahwa meskipun rawat inap meningkat, jumlah pasien dalam perawatan intensif stabil.
"Kita harus memberi diri kita kesempatan terbaik untuk hidup berdampingan dengan virus dan menghindari tindakan tegas di masa depan." jelasnya.
Dalam artikel itu Javid menegaskan bahwa tidak ada pembatasan baru yang akan diberlakukan di Inggris sebelum akhir tahun 2021. Lebih jauh, Ia memberi sinyal tidak ada pembatasan yang akan segera diberlakukan pada tahun 2022.
Britania Raya memang belum membawa aturan baru untuk Inggris, yang menyumbang lebih dari 80% populasi Inggris.
Padahal negara lainnya seperti Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara semuanya memberlakukan pembatasan seperti batasan jumlah yang diizinkan untuk berkumpul, penutupan klub malam, dan langkah-langkah jarak sosial di pub.
Meskipun lonjakan kasus Omicron mencapai rekor yang mengkhawatirkan, namun Inggris memulai tahun baru dengan posisi yang jauh lebih kuat daripada 12 bulan sebelumnya, berkat tingginya tingkat vaksinasi terhadap COVID.
"Jumlah di unit perawatan intensif stabil dan saat ini tidak mengikuti lintasan yang kita lihat tahun lalu selama gelombang Alpha," tulisnya.
(fys/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inggris Diserang Omicron! 189.213 Kasus Baru & 332 Meninggal