Internasional

5 Crazy Rich Diprediksi 'Jatuh Miskin', Jack Ma Masuk!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 January 2022 09:50
Jack Ma, pendiri Alibaba Group, mengunjungi penanam bunga Belanda Anthura di kota Bleiswijk. (REUTERS/Charles Platiau)
Foto: Jack Ma, pendiri Alibaba Group, mengunjungi penanam bunga Belanda Anthura di kota Bleiswijk. (REUTERS/Charles Platiau)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 nampaknya tidak menjadi tahun yang baik bagi sebagian kaum supertajir dunia. Pasalnya, ada beberapa taipan yang kehilangan kekayaan paling banyak pada tahun 2021, dengan kekayaan bersih mereka turun secara kolektif US$ 152 miliar.

Berikut daftar orang-orang terkaya di dunia yang 'jatuh miskin', sebagaimana dikutip dari Forbes:

1. Colin Zheng Huang (China)

Peraturan dan tindakan keras pemerintah China sangat merugikan Huang, pendiri platform e-commerce Pinduoduo. Miliarder itu kehilangan 64% kekayaannya tahun ini karena saham Pinduoduo turun dengan jumlah yang hampir sama.

Tidak hanya sempat tersandung akibat penyelidikan antitrust pemerintah China yang mengancam raksasa internet China, perusahaan berusia enam tahun itu juga semakin diguncang oleh pengunduran diri mendadak Huang sebagai ketua pada Maret. Akibatnya saham perusahaan turun 21% setelah meleset dari ekspektasi pendapatan kuartalan per November.

Harta Huang turun US$ 40,2 miliar, dengan kekayaan bersih terkini US$ 22,4 miliar.

2. Jack Ma (China)

Jack Ma, yang pernah menjadi orang terkaya di China dan paling vokal, harus 'jatuh miskin' setelah regulator pemerintah mengambil tindakan keras terhadap perusahaannya. Regulator China pertama kali membatalkan IPO yang direncanakan oleh Ant Group senilai US$ 35 miliar pada November 2020.

Tidak hanya itu, China juga mengincar Alibaba, raksasa e-commerce yang didirikan oleh Ma, dengan denda US$ 2,8 miliar pada April. Alibaba dituduh melanggar aturan anti-monopoli, dan ini menjadi hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di China. Kapitalisasi pasar Alibaba turun lebih dari 46% sepanjang tahun ini, membabat US$ 37 miliar dari kekayaannya yang turun 37%.

Harta Ma turun US$ 21,4 miliar, dengan kekayaan bersih terkini US$ 37 miliar.

3. Hui Ka Yan (China)

Hui adalah salah satu miliarder yang 'jatuh miskin' untuk dua tahun berturut-turut. Raksasa real estat Evergrande Group, yang ia dirikan dan pimpin, gagal membayar utangnya kepada investor global untuk pertama kalinya pada Desember dan pada 15 Desember diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong dengan nilai yang setara dengan US$ 0,19 per saham.

Meski begitu, Hui berjuang untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan menyuntikkan US$ 1 miliar dari kekayaan pribadinya. Akibatnya kini dirinya berada di bawah tekanan baru untuk mempercepat restrukturisasi kewajiban Evergrande senilai US$ 300 miliar, sebab ada kekhawatiran potensi krisis utang yang lebih besar di pasar real estat China.

Harta Hui turun US$ 18 miliar, dengan kekayaan bersih terkini US$ 9,1 miliar.

4. Zhang Yong (Singapura)

Zhang adalah pendiri dan ketua Haidilao, jaringan restoran hotpot terbesar di China, yang juga memiliki lokasi di seluruh dunia. Saat restorannya membuat taruhan berisiko untuk ekspansi dengan menggandakan jumlah lokasinya menjadi hampir 1.600, muncul pandemi Covid-19.

Akibatnya perusahaan malah merugi dan mengumumkan akan menangguhkan atau menutup 300 toko pada akhir tahun pada November lalu. Saham turun 71% pada tahun ini hingga 15 Desember, membuat Zhang, yang memiliki kekayaan US$ 23 miliar pada April, 68% lebih miskin dari sebelumnya.

Harta Zhang turun US$ 15,9 miliar, dengan kekayaan bersih terkini US$ 7,6 miliar.

5. Tadashi Yanai (Jepang)

Yanai kehilangan sekitar sepertiga dari kekayaannya tahun 2021 setelah saham kerajaan pakaiannya yang berbasis di Tokyo, Fast Retailing, pemilik merek populer Uniqlo and Theory, turun sekitar 34%. Meskipun pendapatan untuk tahun ini hingga Agustus 2021 tumbuh 6% dan laba sebelum pajak melonjak lebih dari 70% dari tahun 2020, retail masih sangat dipengaruhi oleh pembatasan dan penguncian Covid-19.

Akibatnya, pasokan dari di pabriknya di Vietnam terhambat. Ia juga harus mengalami masalah dengan fasilitas pemasoknya di Myanmar pasca terjadinya kudeta militer, serta klaim pelanggaran hak asasi manusia atas tuduhan mengandalkan kerja paksa minoritas di wilayah Xinjiang China. Namun Fast Retailing telah membantah klaim tersebut.

Harta Yanai turun US$ 14 miliar, dengan kekayaan bersih terkini US$ 30.4 miliar.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Crazy Rich Dunia "Jatuh Miskin"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular