Maaf Ada Kabar Gak Enak Terbaru soal Covid-19, Berani Baca?
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia telah mencapai rekor jumlah infeksi Covid-19 dalam periode tujuh hari. Pada perhitungan 22-28 Desember, ada rata-rata lebih dari 935.000 kasus infeksi ditemukan.
Angka ini tertinggi sejak virus pertama kali muncul di akhir 2019. Perhitungan dilakukan AFP, merujuk jumlah pasien yang diberitakan setiap hari oleh otoritas di masing-masing negara.
Secara total di rentang waktu yang sama, dalam seminggu ada total 6.550.000 kasus yang tercatat. Angka ini mengalahkan rekor total kasus seminggu, yang sebelumnya terjadi 23-29 April, dengan 8.17.000 kasus sehari.
"Infeksi yang terdeteksi, yang telah meningkat secara global sejak pertengahan Oktober, meningkat 37% selama tujuh hari sebelumnya," tulis media tersebut, dikutip Kamis (30/12/2021).
Sebelumnya, WHO memang memberi peringatan terbaru soal kasus Covid-19. Apalagi, dengan kehadiran varian terbaru Omicron yang memicu kenaikan signifikant kasus.
Messi sejumlah penelitian awal menyebut, varian itu menyebabkan gejala yang lebih ringan dari Delta, risiko yang ditimbulkan 'masih sangar tinggi'. Bahkan kasus global sudah melonjak 11%, jika dibandingkan pekan lalu.
"(Omicron) telah melampaui Delta yang sebelumnya dominan," kata WHO dalam laporannya, dikutip AFP, Rabu.
"Bukti yang konsisten menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta dengan waktu penggandaan dua hingga tiga hari dan peningkatan pesat dalam kejadian kasus terlihat di sejumlah negara. Termasuk Inggris dan Amerika Serikat, di mana itu telah menjadi varian yang dominan," tambah lembaga itu lagi.
"Tingkat pertumbuhan yang cepat kemungkinan merupakan kombinasi dari penghindaran kekebalan dan peningkatan transmisibilitas varian Omicron secara intrinsik."
Memang, data baru Afrika Selatan (Afsel) mengalami 29% penurunan kasus. WHO pun mengakui hal tersebut merujuk data 24 November.
Hal sama juga terjadi di Denmark, di mana ada pengurangan risiko rawat snap untuk Omicron dibanding Delta. Namun, tegas WHO, masih perlu data tambahan untuk memahami keparahan Omicron, termasuk perlukah penggunaan oksigen, ventilasi mekanis dan soal kematian.
Covid-19 Omicron kini menjadi varian dominan di Eropa. Belanda dan Swiss juga mengatakan Omicron sudah menjadi strain terbanyak di negara mereka.
Hal yang sama juga terjadi di AS. Negeri itu pekan lalu, melalui badan pencegahan penyakitnya CDC menyebut, 73% kasus Covid-19 di AS adalah Omicron.
(sef/sef)