2021 In Review

Indonesia 'Dihantui' Bandara-Bandara Sepi

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
30 December 2021 09:55
Ratusan penumpang mengantre di counter Check-in Keberangkatan Domestik Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (24/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ratusan penumpang mengantre di counter Check-in Keberangkatan Domestik Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (24/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi memukul keras sektor transportasi seperti penerbangan. Jumlah penumpang pesawat melorot drastis sepanjang dua tahun terakhir, bahkan masih jauh jika mau menyamai torehan tahun 2019 lalu. Kondisi ini membuat bandara-bandara sepi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penumpang pesawat domestik secara kumulatif selama Januari - OktoberĀ  2021sebanyak 22,6 juta masih di bawah 12% dibandingkan periode sama tahun 2020. Sementara angka torehan penumpang pesawat domestik pada 2019 mencapai 77 juta orang.

Hal ini membuat banyak penumpang di banyak bandara, menjadi sepi. Terlebih bandara baru yang dioperasikan juga miskin permintaan. Dari rangkuman beberapa berita CNBC Indonesia sepanjang 2021, ada beberapa bandara yang sangat sepi dari penumpang.

Seperti yang terjadi di Bandara Jenderal Besar Soedirman yang berada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang dikabarkan tidak lagi melayani penerbangan sejak akhir September 2021 lalu.

Padahal bandara ini belum lama beroperasi sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 1 Juni lalu. Namun isu stop layanan penerbangan ini terlontar dari Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio yang mengatakan satu-satunya maskapai yang beroperasi pada bandara ini Citilink sudah menghentikan penerbangan.

"Saya mau book minggu depan ternyata sudah tidak ada penerbangan. Saat saya konfirmasi ke Citilink memang stop penerbangan. Semoga nasibnya tidak seperti Bandara Kertajati," tulisnya dalam sebuah postingan Facebook, (25/10/2021).

Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo pun angkat bicara. Maskapai anak usaha Garuda Indonesia ini memutuskan menghentikan sementara penerbangan di Bandara Jenderal Soedirman karena permintaanya sedikit.

"Tetapi beberapa saat ini karena demand-nya sedang sangat menurun di rute ini, sehingga karena alasan komersial kita tidak terbangi di week 3 dan week 4 Oktober ini," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (25/10/2021). Meski begitu dia menegaskan kondisi ini tidak permanen dan Citilink terus melayani penerbangan rute Jakarta - Purbalingga (juga sebaliknya) ini

Komitmen Citilink akhirnya dipertanyakan oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) yang akhirnya bertemu dengan Dirut Citilink pada Kamis (28/10/2021). Diumumkan kalau penerbangan Citilink kembali pada 25 November kemarin.

"Saya memberikan komitmen langsung kepada Bupati, kita per 25 November dan seterusnya akan terbang kembali dengan jadwal yang sama dua kali dalam seminggu. Kamis dan Sabtu," jelasnya, seperti dikutip dari website resmi Bupati Tiwi, Jumat (29/10/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Tiwi membenarkan ada sejumlah kendala yang dialami dalam operasional Bandara JBS. Namun hal itu bukan karena hal teknis yang menjadi gangguan, tapi lebih karena kondisi secara umum yang dialami, yakni pandemi Covid-19

"Memang ada beberapa kendala, kami bahas alternatif solusi agar nantinya operasional Citilink bisa berjalan baik dan lancar," kata Tiwi.

Satu di antara solusi yang diwacanakan, yakni memberikan subsidi untuk biaya tes usap PCR. Selain itu, direncanakan juga akan melakukan booking sejumlah kuota penerbangan dengan Citilink.

Tidak hanya di Purbalingga, tapi bandara Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo juga sepi dari penumpang. Bandara yang dibangun dengan anggaran mencapai Rp 12 triliun ini beroperasi pada masa pandemi Agustus 2020 lalu. Sehingga target penumpang tidak tercapai bahkan jauh di bawah harapan.

"Kemampuan menjalankan operasional NYIA terhambat pandemi, sehingga mengalami kerugian yang besar, bisa dibayangkan dari target 10 juta penumpang per tahun, pada 2021 kami hanya dapat 980.000 atau sekitar 10% dari target," kata PTS General Manager Yogyakarta International Airport, Agus Pandu Purnama kepada wartawan di Kulon Progo, Senin (6/12/2021).

Imbasnya, NYIA harus mengurangi biaya operasional pada tahun depan. Selain itu anggaran operasionalnya juga berkurang menjadi Rp 159 miliar dari Rp 300 miliar.

Meski pada bulan November terjadi peningkatan traffic penumpang sebesar 24% menjadi 1.214.531 pergerakan penumpang, namun masih jauh dari target sekitar 10 juta penumpang.

Selain itu cerita lama, bandara Kertajati juga masih belum melayani penerbangan komersial. Seluruh penerbangan dipindahkan kembali ke Bandung dengan alasan pandemi melanda dan mempermudah aksesibilitas.

Maklum perjalanan menuju bandara ini sangat jauh dari kota Bandung.Sehingga menunggu pembangunan jalan tol yang menghubungkan dua bandara ini. Pertama adalah tol akses bandara Kertajati yang baru saja beroperasi Senin (20/12/2021), yang terhubung dengan tol Cikopo - Palimanan (Cipali).Dimana waktu tempuh ke Bandara ini terpangkas 50% menjadi 60 km dari sebelumnya 160 - 180 km.

Sayangnya satu tol yang menghubungkan bandara ini Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) juga masih mandek terkendala masalah pembebasan lahan. Sehingga batal diresmikan pada bulan Desember ini.

Kembali ke soal bandara sepi, imbasnya operator bandara seperti Angkasa Pura juga mengalami kendala finansial. Dimana banyak membangun dan mengembangkan bandara, namun operasional terkendala pandemi, membuat beban utang perusahaan melonjak.

Paling tidak AP I mencatatkan beban utang kepada kreditur dan investor per November 2021 sebesar Rp 28 triliun. Sehingga perusahaan BUMN ini harus melakukan restrukturisasi besar-besaran mulai dari operasional, finansial, SDM, hingga rencana penjualan aset.


(fys/fys)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Fenomena Serius! Pesawat 'Zombie' Numpuk di Bandara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular