Simak! Strategi Pertamina Shipping Setir Haluan Ke EBT

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 December 2021 18:07
Kapal MT Sanggau, kapal milik Pertamina International Shipping Pte Ltd (PISPL) yang disewakan ke Petco Trading Labuan Company Limited (PTLCL), anak usaha Petronas Group. (Doc PT Pertamina International Shipping (PIS))
Foto: Kapal MT Sanggau, kapal milik Pertamina International Shipping Pte Ltd (PISPL) yang disewakan ke Petco Trading Labuan Company Limited (PTLCL), anak usaha Petronas Group. (Doc PT Pertamina International Shipping (PIS))

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping (PIS) bagian dari Subholding PT Pertamina (Persero) tengah menyiakan strategi, sebagai bagian dari tuntutan perubahan zaman. Dari yang saat ini masih menggunakan energi fosil, akan berubah menuju ke transisi energi bersih.

Direktur Utama PIS, Erry Widiastono mengungkapkan, Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi suatu keniscayaan. Ke depan, porsi hidrokarbon baik fuel maupun gas akan mengalami pengurangan.

"Provider di bidang migas menuntut adanya perubahan, karena adanya perubahan sebaran porsi energi primer," ujarnya dalam sebuah Webinar, Selasa (28/12/2021).

Yang terang, dalam hal ini PIS optimistis memiliki peluang menjadi salah satu pemeran atau pelaku bidang usaha yang berkomitmen untuk melakukan transisi energi dan akan menjadikan hal ini sebagai peluang bisnis.

Menghadapi rangkaian tantangan dan peluang perubahan ruang lingkup, PIS bertransformasi menjadi perusahaan yang bergerak di bidang logistik laut yang terintegrasi. "Selain dengan kapal, saat ini kami melakukan bisnis di sisi terminal, terminal BBM dan Gas," tuturnya.

Di samping itu, kata Erry PIS itu juga kami melaksanakan kegiatan di bidang sejalan dengan proses ini melalui dua tahapan.

Yakni, restrukturisasi tahap pertama yakni transfer kepemilikan 71 kapal milik PT Pertamina (Persero) kepada PT PIS. Kemudian transfer 99,99% saham PT PTK dari PT Pertamina (Persero) kepada PT PIS. Kemudian, transfer aset marine non-sarana tambat ke PT PIS yang kemudian ditransfer kepada PTK.

Kemudian pada restrukturisasi tahap kedua yakni Pertamina melakukan spin-off bisnis 6 terminal kepada PT Peteka Karya Tirta (PIS Group). Kemudian melakukan pengalihan saham PKT milik Pertamina kepada PIS, sehingga PKT menjadi anak perusahaan PIS.

"Di sisi efisiensi operasional, restrukturisasi dapat mengintegrasikan tonase domestik-internasional sehingga apabila tonase yang ideal bisa dikomersilkan dan ini berdampak pada terjadinya shipping cost sebesar US$ 0,4 per kilo liter," tuturnya.

Keuntungannya, kata Erry dapat menghemat cost operasional hingga 4% dan dapat mengurangi 4,2 jam perpindahan barang dari pelabuhan.

Adapun restrukturisasi membuat PIS mencatatkan kinerja keuangan dan operasional yang lebih baik dibandingkan 2020.

Hingga Kuartal III-2021, aset tetap PIS kurang lebih sebesar US$ 2,9 miliar, net income mencapai kurang lebih US$ 105 juta, ekuitas US$ 1,7 miliar. Serta gross profit margin mencapai 12,2%, net income margin 7,7%, dan operating profit margin menyentuh 8%.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biaya Pengapalan Pertamina Shipping Turun 4%, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular