2021 in Review

2021 Apartemen Hancur-Hancuran: 'Apartemen Hantu' Bertebaran!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
28 December 2021 12:05
cover topik/Apartemen Hantu Bertebaran di Jakarta_Konten/Aristya Rahadian
Foto: cover topik/Apartemen Hantu Bertebaran di Jakarta_Konten/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa tahun terakhir pasar apartemen sedang lesu, khusus tahun ini kondisinya makin parah ditekan pandemi yang belum berkesudahan. Segmen pasar strata title atau apartemen milik sampai segmen apartemen sewa atau service juga hancur lebur.

Adanya pandemi membuat okupansi apartemen sewa anjlok di wilayah DKI Jakarta khususnya. Hal ini mengakibatkan banyak apartemen kosong tanpa penghuni atau yang disebut 'apartemen hantu'.

Kondisi ini juga sudah banyak diakui berbagai pihak, mulai dari konsultan properti, pengembang, hingga asosiasi properti seperti Real Estate Indonesia. Mereka sepakat kalau pasar properti memang anjlok sepanjang tahun ini yang terimbas dari pandemi khususnya apartemen servis atau sewa.

Dari riset Cushman & Wakefield, okupansi rata-rata apartemen servis yang dipantau oleh konsultan properti ini hanya 52%, yang berarti hampir separuh gedung apartemen kosong tanpa penghuni. Yang disebabkan berakhirnya kontrak sewa dan penundaan kontrak baru.

Begitu juga riset Colliers Indonesia menuliskan okupansi apartemen servis hana 51% di bawah rata-rata tahun lalu yang berada dikisaran 60%, karena pandemi gelombang kedua menyerang pada bulan Juli - Agustus 2021.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan tingkat okupansi apartemen servis tahun ini terendah di lima tahun terakhir.

Kondisi ini disebabkan penyewa apartemen kelas ini biasanya dari kelas ekspatriat berkurang populasinya imbas dari pandemi.

"Dari informasi yang diterima korporasi juga mengurangi budget menyediakan jatah apartemen untuk pekerja asing kelas manajerial," jelasnya kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu. Selain itu peningkatan kasus Covid - 19 juta mengakibatkan pembatalan sewa.

Lokasi apartemen hantu ini paling banyak daerah pusat bisnis (CBD) seperti di kawasan Jakarta Selatan seperti Kebayoran, Pondok Indah, Permata Hijau, dalan lainnya.

Sewa Apartemen Strata Title Juga Turun

Senior Manager Coldwell Banker Commercial, Angra Angreni mengatakan dampak pandemi selama dua tahun terakhir menjadi isu utama penyebab terjadinya fenomena apartemen hantu. Hal itu terjadi karena market sewa hilang khususnya dari pasar ekspatriat.

Beratnya pasar apartemen servis juga harus bersaing dengan apartemen strata title atau milik pribadi yang disewakan.

Selain itu Angra menjelaskan fenomena apartemen hantu tidak hanya terjadi di segmen apartemen servis, terjadi juga di apartemen strata title. Perlu diingat 60%-70% pembeli apartemen adalah investor yang berharap mendapatkan income sewa.

"Ada dua penyewanya yakni mahasiswa, kelas pekerja dari luar kota," jelasnya.

Ini berkaitan dengan gaya pembelajaran dan bekerja secara daring, sehingga tidak lagi membutuhkan hunian yang berdekatan dengan kampus atau kantor. Sehingga, ,lanjut Angra tidak heran apartemen strata title di Jakarta atau dekat CBD tingkat hunianya masih di bawah 60%.

Senada Ketua Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida menjelaskan tingkat hunian apartemen yang paling sering dihuni oleh ekspatriat paling terdampak. Begitu juga mahasiswa tidak lagi menyewa apartemen dekat kampus.

Pengembang Akui Pasar Apartemen Anjlok

Totok juga menjelaskan pasar apartemen saat ini sedang suram, permintaannya sedikit imbas dari pandemi. Selain itu pasokan apartemen juga banyak yang belum terjual bahkan sudah cenderung over supply.

"Kita mengimbau pengembang menunda pembangunan apartemen baru jika tidak ada target market khusus seperti pembangunan Transit Oriented Development (TOD)," jelasnya.

Meski begitu jika dibandingkan tahun lalu dimana kondisi pandemi lebih parah dari saat ini, penjualan apartemen lebih baik, atau naik 30%. Karena dorongan insentif pajak PPnBM Ditanggung Pemerintah.

Managing Director PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Harun Hajadi mengakui pasar apartemen memang menurun tajam. Terutama pasar sewa. Sementara untuk pasar penjualan juga lesu karena peminat untuk tinggal di apartemen kian berkurang.

"Penjualan itu beda karena pasar oversupply, ini dirasakan sejak 2018 lalu, tapi sedikit demi sedikit pasar ini di stop oleh pasar. Di 2023 kami harap apartemen kembali normal, kalau pasar sewa tergantung pandemi lewat atau nggak," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muncul Fenomena Apartemen Dijual Murah Rp200 Jutaan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular