Simak! Begini Strategi PLN Menggenjot Permintaan Listrik

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
27 December 2021 17:40
Petugas bekerja di area PLTA Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, Rabu (11/11/2021). PLTA Saguling POMU berperan penting dalam sistem kelistrikan Jawa Bali. Berkapasitas 700,72 Mega Watt (MW), PLTA Saguling berkontribusi sebesar 2,5 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 MW. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: PLTA Saguling (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) terus memutar cara agar permintaan listrik bisa kembali mengalami peningkatan. Salah satunya adalah dengan menambah demand listrik melalui Captive Power atau kondisi di mana PLN diizinkan mengelola dan menyediakan sumber pasokan listrik sendiri.

Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, pihaknya tengah mengatur langkah yang holistik agar permintaan listrik terus mengalami kenaikan, khususnya pada tahun depan.

Salah satu caranya adalah menggenjot industri untuk menggunakan listrik dari PLN. "Yang tadinya industri lebih banyak memakai BBM, dan diesel ini memakai listrik dari PLN, bisa lebih murah dan bersih," terang Darmawan dalam Energy Corner, CNBC Indonesia, Senin (27/12/2021).

PLN juga akan mengincar pasar transportasi untuk menggunakan listrik dari PLN. Darmawan menyebutkan, untuk transportasi yang memakai Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM impor, maka biaya cenderung lebih mahal. Oleh karena itu ia meminta supaya transportasi mulai bergeser ke listrik. "Berbasis kekuatan domestik dan lebih besar," ungkap dia.

Selain kendaraan listrik, PLN akan mendorong penggunaan kompor listrik. Yang terang, strategi itu bisa menjaga permintaan listrik pada tahu 2020 yang pada awalnya diperkirakan turun 3% menjadi hanya turun 1% saja.

Setidaknya. "Alhamdulillah Covid-19 yang dalam kendali membuat kegiatan ekonomi mulai menggeliat dan pertumbuhan demand listrik mulai kembali semula," ujarnya.

Darmawan juga mengklaim kondisi keuangan PLN selama pandemi ini terus membaik. Bahkan perusahaan dapat menurunkan utang sebesar Rp 20 triliun dari Rp 450 triliun menjadi Rp 430 triliun selama dua tahun terakhir.

"Selama dua tahun ini kami melakukan proaktif debt management bisa mengurangi utang kami yang tadinya Rp 450 triliun menjadi Rp 430 triliun. Jadi Insya Allah dalam kondisi saat ini tantangannya kita urai satu per satu," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Upaya PLN Kejar Pertumbuhan Konsumsi Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular