Omicron Bikin Malaysia-Singapura Keteteran, RI Masih Aman...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 December 2021 11:54
HEALTH-CORONAVIRUS/MALAYSIA
Foto: REUTERS/LIM HUEY TENG

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia memang masih terkendali. Namun Indonesia kudu waspada, karena penyebaran virus corona varian omicron mulai mengkhawatirkan.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 92 orang dari hari sebelumnya. Ini menjadi kasus harian terendah sejak 23 Maret 2020.

Sepanjang minggu lalu, total kasus positif harian adalah 1.215 orang dengan rata-rata 174 orang setiap harinya. Turun dibandingkan pekan sebelumnya dengan total kasus harian 1.401 orang dan rerata 200 orang per harinya.

Apa yang terjadi di Indonesia berkebalikan dengan negara-negara tetangga. Singapura, misalnya, mencatatkan 1.854 orang kasus baru sepanjang pekan lalu, rata-rata 265 orang per hari.

Situasi di Malaysia lebih mengerikan. Selama sepekan terakhir, ada 22.224 orang terinfeksi virus corona, rata-rata kasus baru mencapai 3.175 orang saban harinya.

"Kita mampu mengendalikan Covid-19 di tingkat rendah hingga saat ini. Aktivitas masyarakat di penghujung 2021, ekonomi bergerak. Masyarakat diharapkan tetap menjaga kasus agar tetap rendah dan tidak terjadi gelombang baru. Tetap disiplin protokol kesehatan, saling mengingatkan, dan tidak egois," terang Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang juga Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Halaman Selanjutnya --> Mobilitas Tinggi, Waspada Penyebaran Omicron

Melihat apa yang terjadi di Singapura dan Malaysia, adalah virus corona varian omicron yang bertanggung jawab terhadap lonjakan kasus baru. Varian yang awalnya terdeteksi di Afrika Selatan itu kini sudah menyebar ke 115 negara.

Indonesia tidak luput dari serangan varian omicron. Pemerintah mengungkapkan sudah 46 orang terkonfirmasi positif mengidap virus corona varian omicron.

"Per kemarin, kasus konfirmasi (omicron) 46 orang. Seluruhnya adalah pelaku perjalanan luar negeri. Ada 1-2 dalam negeri, pekerja di Wisma Atlet," ungkap Luhut.

Kasus perdana omicron di Tanah Air terungkap pada 16 Desember 2021. Sebelas hari kemudian, angkanya sudah 46 orang. Angka penyebaran yang sangat cepat, perlu mendapat perhatian.

Apalagi saat ini sedang dalam suasana Hari Natal-Tahun Baru. Mobilitas masyarakat sedang tinggi, meski pemerintah mengimbau untuk membatasi pergerakan.

Per 23 Desember 2021, Google Covid-19 Community Mobility Report mencatat tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi adalah 10% lebih tinggi dari situasi sebelum pandemi. Sehari sebelumnya bahkan 15% lebih tinggi dari hari-hari biasa.

Sedangkan Apple Moblity Index menunjukkan indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi pada 25 Desember 2021 adalah 169,21. Indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah melebihi masa sebelum pandemi.

"Kasus masih rendah, belum terlihat indikasi peningkatan akibat omicron. Tingkat perawatan di rumah sakit dan kematian sangat terkendali.

"Namun sekali lagi, pemerintah masih hati-hati dan waspada. Monitoring masih ketat di level kabpuaten/kota, karena ketidaktahuan kita terhadap varian ini," tegas Luhut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Vaksin Covid-19 Harga Mati, Tidak Vaksin Bisa Mati!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular