Mal Legendaris Bertumbangan, Mal Blok M Cs Susah Bertahan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta pada akhir tahun ini tidak mendapatkan berkah sepenuhnya dari momen natal dan tahun baru. Beberapa mal yang tergolong legendaris karena dulunya ramai dikunjungi, kini justru menjadi sepi. Banyak kios tutup hingga pemiliknya memilih untuk menjual.
Pantauan CNBC Indonesia awal pekan di Blok M Mall, banyak toko menutup gerainya dan menuliskan pengumuman di pintu. Sebagian pemilik ada yang menyewakan, namun banyak juga yang menjual. Hal serupa juga terjadi di Plaza Semanggi dan mal-mal legendaris lainnya yang sempat ramai oleh netizen.
Melihat fenomena itu, Staff ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Yongky Susilo menyebut pelaku usaha pusat perbelanjaan perlu berinovasi dan mengubah konsepnya.
"Mal sudah berubah dari Shopping mal alone menjadi tempat sosial. Orang modern mencari experience, inspirasi, journey, escape," katanya kepada CNBC Indonesia, Sabtu (25/12/21).
Itulah alasan mengapa mal legendaris yang tidak berbenah justru makin terbenam. Jika pelaku usaha tidak mampu beradaptasi dengan perubahan kebiasaan masyarakat, maka taruhannya mahal, tidak lagi dikunjungi.
"Jadi shopping center yang isinya toko-toko saja, kotak-kotak, ditinggalkan," sebut Yongky yang juga Director KADIN Indonesia Trading House.
Sebagai contoh Ia menyebut mal bisa membuat konsep dengan menyatukan berbagai outlet, misalnya untuk keperluan belanja, makan, rekreasi, kursus belajar hingga klinik dalam satu tempat. Alhasil masyarakat tidak perlu pergi ke lain tempat untuk memenuhi keperluannya.
"Mal masih menjadi destinasi tiap weekend bagi orang Indonesia, tidak akan mati, Covid, tidak Covid, sama. Akan tetap hidup tapi harus ikut evolusi, perubahan demand konsumen," jelasnya.
(hoi/hoi)