Gak Cuma Palembang, Jember dan Sumedang Kena Bencana Juga
Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai bencana terjadi di beberapa daerah di Indonesia sejak Jumat (24/12/2021). Tak hanya banjir di Palembang, Sumatera Selatan, dua bencana alam juga terjadi di Jember, Jawa Timur dan Sumedang, Jawa Barat.
Angin kencang melanda Jember dan banjir pun menghantam Sumedang.
Berdasarkan informasi resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (25/12/2021), angin kencang merusak rumah warga di Kabupaten Jember pada Jumat (24/12/2021) pukul 16.46 WIB. Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan turunnya hujan intensitas tinggi di sana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan tidak ada korban luka-luka akibat kejadian ini.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember melaporkan pada hari ini, Sabtu (25/12/2021), sebanyak 21 rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat ringan hingga berat. Rumah rusak berat sejumlah 2 unit, rusak sedang 5 dan rusak ringan 14 unit. Sejumlah rumah rusak tersebut diakibatkan oleh tertimpa pohon yang ada di sekitarnya," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/12/2021).
Setidaknya ada 19 kepala keluarga (KK) yang terdampak peristiwa angin kencang di Jember. Pendataan lanjutan masih dilakukan BPBD Jember saat ini. Meski banyak menyebabkan kerusakan, tidak ada warga yang mengungsi akibat bencana itu.
Angin kencang di Jember menimpa dua kecamatan yaitu Pakusari dan Kalisat. Dua desa yang terdampak adalah Desa Patemon dan Bedadung.
Bencana itu juga merusak dua tempat ibadah dengan kategori rusak sedang, dan sebuah gudang rusak berat. Sejumlah pohon tumbang terjadi di beberapa titik, sehingga mengganggu arus lalu lintas maupun jaringan listrik di dua titik.
"Merespons kejadian ini, BPBD yang dibantu TNI, Polri, organisasi perangkat daerah terkait, relawan dan warga setempat melakukan gotong royong untuk membantu warga yang tertimpa musibah. Para petugas dan warga membersihkan material rumah rusak maupun pohon-pohon tumbang di jalan umum," katanya.
Banjir Kabupaten Sumedang
Pada saat yang sama, bencana banjir melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Banjir di sana terjadi pada Jumat (24/12/2021) pukul 17.00 WIB.
Banjir di Sumedang melanda empat desa di Kecamatan Jatinangor, dan terjadi setelah hujan lebat yang disertai petir serta angin kencang mengguyur wilayah tersebut. BPBD Kabupaten Sumedang mengidentifikasi debit air hujan mengalir dari hulu di Gunung Manglayang pada sisi utara, kemudian menuju kawasan Jatinangor di sisi selatan. Keempat desa yang dilanda adalah Desa Cipacing, Cileles, Cikeruh dan Sayang.
Banjir di Sumedang mengakibatkan 44 unit rumah, satu tempat ibadah dan pondok pesantren terdampak. BPBD setempat pun masih melakukan pendataan untuk mengetahui jumlah keluarga terdampak. Akan tetapi, BNPB memastikan tidak ada korban jiwa atau pun warga mengungsi saat kejadian ini berlangsung.
"Merespons dua kejadian di Jember dan Sumedang tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Menghadapi angin kencang yang dapat terjadi saat hujan lebat, langkah-langkah pencegahan dilakukan sejak dini seperti memangkas ranting-ranting pohon di sekitar rumah atau di ruang publik," ungkapnya.
Pemangkasan ranting pohon perlu dilakukan untuk mengurangi risiko saat angin kencang dan hujan terjadi. Di samping itu, warga dapat berlindung di bangunan yang kokoh dan menghindari berada di bawah pohon atau papan reklame.
Untuk wilayah Sumedang, analisis inaRISK menunjukkan kabupaten tersebut memiliki sejumlah kecamatan dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 22 kecamatan, salah satunya Kecamatan Jatinangor, yang berada pada potensi bahaya tersebut.
Menghadapi puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2022, BNPB mengingatkan untuk selalu waspada dan siap siaga. Masyarakat diharapkan memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi potensi bahaya banjir, seperti penyiapan tas siaga bencana atau upaya proteksi dengan protokol kesehatan saat evakuasi.
(wia)