Mal Legendaris DKI Sepi & Toko Tutup, Ini Masalah Seriusnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 December 2021 19:00
Plaza Semanggi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Plaza Semanggi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib sejumlah mal legendaris di DKI Jakarta saat akhir tahun tidak ramai bahkan sepi. Beberapa mal harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung, salah satunya adalah Plaza Semanggi hingga Blok M Mall. Pantauan CNBC Indonesia di lokasi beberapa waktu lalu, banyak kios yang tutup hingga akan dialihsewakan.

Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Pusat Perbelanjaan di Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menilai pelaku usaha harus cepat berinovasi, apalagi beberapa mal legendaris itu sejak jauh-jauh hari memang terpantau sepi. Ditambah persaingan pusat perbelanjaan juga kian ketat setelah munculnya banyak mal baru dan efek pembatasan sosial karena pandemi.

"Perlu kreativitas, kreativitas penting banget sebab konsumen keinginannya berubah terus, jadi kita harus bisa tahun konsumen perlunya apa. Sering-sering lah kita ketemu konsumen, tanya mereka maunya apa, kemauan itu yang kita penuhi, mereka ingin belanja barang seperti apa, itu yang kita sediakan. Mereka ke toko nggak hanya belanja, tapi menikmati sensasinya," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/12/21).

Selain menyediakan kemauan konsumen, pengelola mal juga harus menjalin kerjasama yang baik dengan mitra, yakni penyewa atau tenant. Stefanus menyebut terbuka dengan keringanan untuk para tenant, namun penyewa juga harus saling memahami kondisi yang sulit ini.

"Selama pandemi bergandengan tangan semuanya pasti bisa diatasi dengan baik, ada saling pengertian. Ini bukan masalah yang kita kehendaki bersama, tapi kita harus hadapinya dengan bareng-bareng. Jangan mau menang sendiri, kalau dia nggak mau bayar sama sekali, susah juga," ujarnya.

Ketika kerjasama itu bisa terjalin, maka ada rasa optimisme ke depan. Meski sebagian mal di Jakarta sepi, namun sebagian lainnya tetap bisa bangkit dan memanfaatkan momentum natal dan tahun baru. Konsumsi rumah tangga pun bakal meningkat.

"Biasanya naik 20%-30% ada peningkatan tergantung jenis barang yang dijual, kemudian apa barang itu ada di online atau nggak, itu juga ngaruh kan," sebut Stefanus.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular