'Apartemen Hantu' Nyata, Pengembang Ungkap Biang Keroknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembang angkat bicara mengenai fenomena 'apartemen hantu' atau tingkat hunian apartemen servis yang rendah sehingga banyak unit apartemen kosong. Bahkan hal ini juga terjadi pada tingkat hunian apartemen strata title atau milik personal.
Senior Manager Coldwell Banker Commercial Angra Angreni mengatakan dampak pandemi selama dua tahun terakhir menjadi main isu adanya fenomena 'apartemen hantu'. Hal itu terjadi karena market sewa yang hilang dari pasar ekspatriat.
Sementara yang terjadi dari apartemen kepemilikan personal yang juga disewakan terjadi penurunan tingkat hunian. Selama ini 60%-70% pembeli apartemen strata title merupakan investor yang berharap dari income sewa khususnya dari segmen pekerja kantoran dan mahasiswa.
"Target sewa strata title ini hilang, atau sangat terbatas, juga bersaing dengan apartemen servis. Dikatakan hilang karena adanya work from home (WFH) mahasiswa juga secara daring. Sehingga tidak heran tingkat hunian apartemen strata title di Jakarta masih di bawah 60%," jelasnya dalam Investime CNBC Indonesia, Kamis (23/12/2021).
Senada, ketua Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengatakan tingkat hunian apartemen yang biasa diisi oleh ekspatriat paling terdampak karena banyak yang balik ke negaranya untuk apartemen servis. Begitu juga Mahasiswa yang tidak lagi menyewa apartemen di apartemen milik dekat kampus.
"Sekarang ini paling parah ekspat pada balik ke negaranya, mahasiswa yang sewa di apartemen strata juga balik. Kekosongan itu ditambah kondisi apartemen saat ini kelebihan supply," jelasnya.
Adapun strategi pengembang untuk mengisi apartemen yang sepi ini dengan penguatan sosialisasi dan marketing. Selain itu totok masih melihat pasar apartemen akan pulih seiring dengan membaiknya kondisi Covid - 19.
"Kita lihat di AS saja harga apartemen naik, perkantoran juga full karena sudah WFO. Mungkin di Indonesia akan sama kita optimis tahun depan apartemen bakal bangkit," jelasnya
(hoi/hoi)