Internasional

Selain Jakarta, China Juga Punya Banyak 'Apartemen Hantu'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 December 2021 17:30
Vehicles drive past unfinished residential buildings from the Evergrande Oasis, a housing complex developed by Evergrande Group, in Luoyang, China September 16, 2021. Picture taken September 16, 2021. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Foto: Kendaraan melewati bangunan tempat tinggal yang belum selesai dari Evergrande Oasis, kompleks perumahan yang dikembangkan oleh Evergrande Group, di Luoyang, Cina 16 September 2021. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena apartemen kosong nyatanya tak hanya melanda Jakarta. Negeri Tirai Bambu, China, juga melaporkan masalah serupa. Banyak apartemen baru yang masih belum dihuni lantaran belum terjual atau belum laku disewa.

Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics, memperkirakan bahwa China masih memiliki sekitar 30 juta properti yang belum terjual, yang dapat menampung 80 juta orang.

"Proyek semacam itu telah menarik perhatian selama bertahun-tahun, dan bahkan dijuluki kota hantu China," ujarnya kepada CNN International.

Real estate dan sektor terkait adalah bagian besar dari ekonomi China. Sektor itu menyumbang lebih dari 30% total PDB negara itu. Namun akhir-akhir ini perkembangan properti di negara itu menurun bahkan setelah China rebound dari perlambatan pasca pandemi. 

"Permintaan properti residensial di China memasuki era penurunan berkelanjutan," tulis Williams dalam sebuah catatan penelitian.

Selain itu, ada permasalahan baru lagi yang muncul. Sebanyak 90% properti baru di China dijual sebelum selesai. Ini berarti bahwa setiap kemunduran bagi para perusahaan properti dapat secara langsung berdampak pada turunnya permintaan.

"[Ini] memberi otoritas insentif yang kuat untuk memastikan bahwa proyek yang sedang berlangsung terus berlanjut karena pengembang yang gagal direstrukturisasi," tambah Williams.

Hal ini pun membuat beberapa perusahaan properti negara itu goncang seperti Evergrande yang berutang senilai Rp 4 ribu triliun. Tapi tak hanya Evergrande, 12 perusahaan real estat China gagal membayar obligasi dengan total sekitar 19,2 miliar yuan pada paruh pertama tahun ini.

"Ini menyumbang hampir 20% dari total default obligasi korporasi dalam enam bulan pertama tahun ini, tertinggi di semua sektor di daratan China," sebut Christina Zhu, seorang ekonom di Moody's Analytics.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Apartemen Hantu' Nyata, Pengembang Ungkap Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular