Kisah Jokowi yang Bikin 16 Negara Anggota G20 'Gigit Jari'
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata pernah membuat 16 negara anggota dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia (G-20) gigit jari.
Kisah tersebut terungkap saat kepala negara memberikan arahan dalam peringatan HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), seperti dikutip Kamis (23/12/2021).
Awalnya, Jokowi sempat berbicara mengenai rencana transformasi ekonomi Indonesia. Pemerintah tak ingin lagi Indonesia hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah.
"Kita akan melakukan sebuah lompatan. Kalau kita berani melakukan yang namanya industrialisasi, hilirisasi sumber daya alam kita," kata Jokowi.
Pemerintah sejauh ini memang telah menyetop ekspor nikel. Secara bertahap, Jokowi mengatakan, pemerintah akan menyetop komoditas lain seperti bauksit, tembaga, hingga timah.
Jokowi sendiri memahami, kebijakan tersebut tentu akan mendapatkan penolakan keras dari negara-negara tetangga maupun sahabat yang selama ini membutuhkan komoditas sumber daya alam Indonesia.
"Musuhnya memang negara maju yang biasa barang itu kita kirim ke sana. Ngamuk semuanya. Nikel kita sudah di bawa ke WTO. Sudah. Enggak apa-apa, kita hadapi," tegas Jokowi.
Jokowi lantas menceritakan sepenggal peristiwa yang dialami Indonesia pada perhelatan G-20 di Roma, Italia, beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada 16 negara yang akan meneken kerja sama rantai pasok global. Jokowi yang mendengar hal itu, bahkan sempat terpincut untuk mengikuti perjanjian tersebut.
"16 negara sudah kumpul untuk tanda tangan mengenai global supply chain. Saya pikir apa bagusnya kita ikut. Kita ikut," jelasnya saat itu.
Namun, setelah membaca detail kerja sama, Jokowi memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian tersebut. Pasalnya, dalam kesepakatan ada klausul yang mengharuskan Indonesia terus mengekspor bahan mentah.
"Begitu baca, masuk ke ruangan, ndak, ndak, ndak. Ndak, kita gak ikut. Semua bubar, enggak jadi. Hanya gara-gara kita enggak mau tanda tangan, semua jadi buyar lagi, karena saya tahu sebenarnya yang diincar hanya kita saja," tegasnya.
Jokowi menegaskan dibutuhkan keberanian dalam mengambil suatu kebijakan. Apalagi menurutnya, posisi Indonesia dalam hal memiliki peran yang cukup besar.
"Di WTO kalah, ya enggak apa-apa. Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan lakukan hilirisasi. Kapan kita setop kirim raw material. Sampai kapanpun kita hanya jadi negara pengekspor bahan mentah," tegasnya.
(cha/cha)