ConocoPhillips Bakal Cabut dari RI, Ini Update dari SKK Migas

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 22/12/2021 12:25 WIB
Foto: AP/Mark Thiessen

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat, ConocoPhillips, telah mengumumkan untuk menjual aset miliknya di Indonesia. Melalui ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL), seluruh asetnya dijual ke PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd. CPGL adalah operator dari blok gas Corridor (Corridor PSC), Sumatera Selatan, dengan kepemilikan hak partisipasi 54% di Blok Corridor ini.

Pelepasan saham ke Medco ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan Medco untuk mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak perusahaan dari ConocoPhillips, Rabu (08/12/2021).


Lantas, bagaimana progres mundurnya ConocoPhillips dari proyek hulu migas di Tanah Air? Apakah pemerintah sudah menerima laporan resmi dari perusahaan berbasis di Houston ini?

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, ConocoPhillips telah mengirimkan surat kepada SKK Migas dan menjelaskan bahwa sudah ada penandatanganan perjanjian antara ConocoPhillips yang akan melepaskan kepemilikan sahamnya di CIHL kepada Medco.

Menurutnya, proses transaksi ini masih berlangsung dan masih menunggu sikap seluruh pemegang hak partisipasi di Blok Corridor. Selain ConocoPhillips, ada juga pemegang hak partisipasi lainnya di Blok Corridor ini, antara lain PT Pertamina Hulu Energi Corridor dan Talisman Corridor Ltd (Repsol).

"Tanggal 9 Desember 2021 kemarin, ChonocoPhillips mengirimkan surat ke SKK yang menyampaikan bahwa sudah ditandatangani Share Parties Agreement untuk penjualan 100% saham tadi, dari kepemilikan mereka ChonocoPhillips Indonesia Holding ke Medco," jelasnya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Rabu (22/12/2021).

"Tentu saja, prosesnya masih akan berjalan, termasuk bagaimana sikap dari seluruh konsorsium, karena saat ini pemegang PI (participating interest/ hak partisipasi) untuk Corridor itu adalah ConocoPhillips, Talisman, dan PT Pertamina," lanjutnya.

Seperti diketahui, pada 22 Juli 2019 pemerintah juga telah memperpanjang kontrak ConocoPhillips di Blok Corridor yang akan berakhir pada 2023. Dalam perpanjangan kontrak ini ditetapkan bahwa pemegang hak partisipasi (PI) ConocoPhillips (Grissik) Ltd sebesar 46% sebagai operator, Talisman Corridor Ltd (Repsol) sebesar 24%, dan PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30%. Hak partisipasi yang dimiliki tersebut sudah termasuk Partisipasi Interes 10% yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah.

Kontrak Bagi Hasil Blok Corridor akan berlaku untuk 20 tahun, efektif sejak 20 Desember 2023 dan menggunakan skema Gross Split.

Terkait hal ini, dia pun mengatakan bahwa setelah tiga tahun masa perpanjangan pengelolaan Blok Corridor sejak 2023 itu, Pertamina dapat menjadi operator pengganti bila perseroan menyatakan diri sudah siap untuk mengelolanya.

"Pasca 2023 itu pemegang hak partisipasinya (Blok Corridor) ConocoPhillips, Talisman, dan juga Pertamina. Itu yang terjadi sebenarnya, pada perpanjangan itu juga diperjanjikan juga, bahwa setelah tiga tahun perpanjangan, Pertamina dapat menjadi operartor pengganti," tuturnya.

Perlu diketahui bahwa pelepasan aset ConocoPhillips ke Medco Energi ini untuk menambah saham di perusahaan migas Australia.

ConocoPhillips akan menggunakan hasil dari penjualan aset di Indonesia untuk kepentingan kepemilikan saham tambahan di Australia Pacific LNG (APLNG) sebesar 10% dari Origin Energy.

Seperti diketahui, nilai aset Blok Corridor yang dijual ke Medco ini mencapai US$ 1,355 miliar atau sekitar Rp 19,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$). Sementara, nilai kepemilikan saham tambahan APLNG sebesar 10% dari Origin Energy itu mencapai US$ 1,645 miliar (Rp 24 triliun).

Dengan dilepaskannya seluruh saham di Blok Corridor ini, maka artinya ConocoPhillips tak lagi menjadi operator atau pun mengelola blok migas di Indonesia, baik blok produksi maupun eksplorasi.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh! Lifting Migas RI Semester I-2025 Tak Capai Target