Internasional

Petaka Banjir Malaysia, Korban: Terburuk Sepanjang Hidup Saya

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
Rabu, 22/12/2021 06:10 WIB
Foto: Suasana banjir di Malaysia. (via REUTERS/iainaazhr (TikTok)/Aina Syafiqa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir yang melanda sejumlah daerah di Malaysia telah menghadirkan kesedihan kepada warga yang menjadi korban. Salah satu di antara mereka adalah penduduk Shah Alam, ibu kota negara bagian terpadat di negara itu, Selangor.

Kepada AFP, Selasa (21/12/2021), Kartik Subramany mengaku melarikan diri dari rumah saat banjir terjadi akhir pekan lalu. Ia lantas berlindung di sebuah sekolah selama 48 jam sebelum kemudian dievakuasi bersama keluarganya ke tempat pengungsian.




"Rumah saya rusak total, dua mobil saya hancur," kata pria 29 tahun itu.

"Ini adalah banjir terburuk sepanjang hidup saya. Pemerintah Federal telah mengecewakan rakyat, gagal dalam fungsi utamanya untuk melindungi kehidupan warga," lanjutnya.



Kartik Subramany menjadi satu di antara para korban banjir yang menilai respons pemerintah lambat dan tidak memadai. Ribuan personel, termasuk dari kalangan militer, telah dikerahkan. Akan tetapi, banyak pihak menilai semua itu tidak cukup.

Salah satu wartawan AFP di Shah Alam melihat banyak orang putus asa hingga harus mengambil makanan dari supermarket yang hancur. Anggota Parlemen Malaysia dari kubu oposisi Fuziah Salleh menggambarkan respons pemerintah sebagai "putus asa" dan "tidak kompeten".

"Tidak ada peringatan dini terkait hujan deras. Sangat menyedihkan nyawa orang-orang telah hilang," katanya kepada AFP.

Foto: Suasana banjir di Malaysia. (via REUTERS/iainaazhr (TikTok)/Aina Syafiqa)
Suasana banjir di Malaysia. (via REUTERS/iainaazhr (TikTok)/Aina Syafiqa)



Ia menuduh pemerintah mengabaikan seruan mereka untuk menghadapi musim hujan yang diperkirakan terjadi pada November-Februari. Khususnya memperbaiki drainase di daerah perkotaan yang padat penduduk.

Per Selasa (21/12/2021), Kantor Berita Bernama melaporkan jumlah korban tewas akibat banjir naik menjadi 14 jiwa. Perinciannya 8 di Selangor dan 6 di negara bagian Pahang. Namun, jumlah orang yang hilang diproyeksikan meningkat.

Pemerintah pun mencatat lebih dari 71 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dengan perincian 41 ribu di Pahang dan 27 ribu di Selangor. Mereka ditampung di pusat-pusat bantuan pemerintah. Akan tetapi, para pejabat memperingatkan potensi penularan Covid-19 lantaran kondisi yang penuh sesak.

Di sejumlah daerah, hujan mereda dan banjir telah surut. Warga pun mulai menghitung kerugia yang mereka derita sembari bersiap untuk bangkit.

"Saya sudah berbisnis lebih dari 24 tahun... Ini belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Mohammad Awal, pemilik toko kosmetik di pinggiran Kuala Lumpur.


(miq/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia