Karantina Sampai Puluhan Juta, Begini Penjelasan Bos Hotel!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 21/12/2021 18:05 WIB
Foto: Penumpang WNA tengah berjalan saat tiba di ruang kedatangan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten, Senin (29/11/2021). Pemerintah memutuskan untuk menambah waktu karantina bagi WNA dan WNI yang masuk ke Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian baru, Omicron. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) angkat bicara mengenai harga karantina hotel yang dianggap kemahalan oleh orang yang pulang dari luar negeri. Bahkan mereka rela antre seharian penuh untuk mendapatkan kamar karantina gratis di fasilitas pemerintah seperti Wisma Atlet.

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran, mengatakan saat ini hotel menyediakan fasilitas karantina yang lebih murah dari hotel-hotel bintang dua. Ini untuk menyesuaikan dompet masyarakat yang sepulang dari luar negeri.

"Orang jalan-jalan ke luar negeri itu kan berduit, kalau tidak ada kemampuan ya disiapkan fasilitas pemerintah. Nah kita siapkan kamar yang layak untuk stay 18 hari. Masalah komplain harga itu tinggi itu sekarang dua minggu terakhir kita buka kelas bintang 2,3, sampai 4 untuk menyesuaikan," kata Maulana kepada CNBC Indonesia Selasa (21/12/2021).


Maulana mengatakan kalau bicara angka kemahalan itu bukan harga kamar hotelnya, tapi biaya komponen hidup untuk 10 hari selama masa karantina, sekaligus fasilitas untuk tenaga kesehatan dan test PCR.

"Ya hitunglah untuk bintang dua itu sekitar Rp 6,7 juta untuk sepuluh hari, itu biaya kamar hotelnya sama dengan Rp 300 ribu per hari. Lalu ada biaya airport transfer laundry dan lain lain," katanya.

Itu untuk biaya satu orang, karena dalam aturan karantina pemerintah hanya memperbolehkan satu kamar diisi oleh satu orang, maksimal dua orang jika berelasi.

"Jadi perlu diingat ini bukan staycation ini adalah karantina, ibaratnya karantina itu mirip masuk rumah sakit. Itu ketetapan pemerintah," jelasnya.

Dia juga mengingatkan apa yang dilakukan pemerintah itu untuk memproteksi masyarakat dalam negeri, terlebih ada virus baru omicron. Supaya tidak terjadi kejadian yang parah seperti varian delta masuk ke tanah air pertengahan 2021.

Terlebih aturan karantina ini juga sebenarnya mengganggu industri pariwisata secara keseluruhan. Hal ini karena turis asing juga enggan masuk ke Indonesia yang mana juga penyumbang pemasukan hotel.

"Sebenarnya kalau ditanya kami di sektor pariwisata juga nggak setuju karantina, karena mengganggu segmen pasar internasional. Tapi kita pahami kalau tidak diatur akan mengganggu sektor usaha kami lebih dalam. Sekarang saja sudah masuk 3 orang suspect varian omicron," jelasnya.

Selain itu dia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan booking reservasi hotel sepulangnya dari luar negeri untuk karantina. Sehingga tidak menimbulkan antrean di bandara seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dalam data PHRI, tarif paket karantina 10 hari memang beragam ada yang di bawah Rp 10 juta, ada juga sampai puluhan juta rupiah. Cek di sini.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini