Harga Batu Bara Ngamuk, Tapi Sayang Produksi Tak Capai Target

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
21 December 2021 12:12
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi batu bara nasional hingga akhir tahun ini diperkirakan tak mencapai target yang ditetapkan sebesar 625 juta ton.

Sunindyo Suryo Herdadi, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan perkiraan lebih rendahnya produksi batu bara hingga akhir tahun ini dikarenakan adanya faktor cuaca di mana ada badai la nina di pertengahan tahun, sehingga curah hujan cukup tinggi di Kalimantan dan berdampak pada terhambatnya produksi batu bara nasional.

"Sejak pertengahan tahun 2021 sampai akhir tahun ada fenomena alam, sehingga pengaruhi realisasi produksi. Ada La Nina di Kalimantan, curah hujan tinggi, sehingga demi keselamatan ada beberapa perusahaan yang tidak merealisasikan produksinya," jelasnya saat konferensi pers, Selasa (21/12/2021).

"Tapi kita harapkan perusahaan tetap jalankan rencana produksi sesuai target," imbuhnya.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) yang dipublikasikan Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara per hari ini, Selasa (21/12/2021), tercatat mencapai 588,37 juta ton atau sekitar 94,14% dari target.

Sementara penjualan batu bara tercatat baru sekitar 473,95 juta ton atau 75,83% dari target.

Hingga 10 Desember 2021, pemanfaatan batu bara domestik tercatat baru sebesar 121,3 juta ton atau 88,2% dari target 137,5 juta ton tahun ini.

Seperti diketahui, harga batu bara pada tahun ini berada pada "puncak"-nya. Harga ini terus melambung sejak awal tahun. Dari sekitar US$ 75 per ton pada awal Januari 2021, batu bara mencapai puncaknya pada awal Oktober 2021, tepatnya 5 Oktober 2021, yang menembus US$ 280 per ton.

Meski setelah itu menurun, namun dalam 10 hari perdagangan terakhir ini, harga batu bara juga kembali menanjak.

Kemarin, Senin (20/12/2021), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 183,15 per ton, naik 1,69% dari posisi akhir pekan lalu.

Kenaikan tersebut menggenapi tren positif harga batu bara menjadi 10 hari berturut-turut. Selama 10 hari itu, harga naik 26,66%.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Produksi Batu Bara RI Dipatok 710 Juta Ton di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular