RI Kecolongan Omicron, Smelter Freeport Terkendala Lagi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia pada Kamis (16/12/2021) kemarin tercatat kecolongan varian virus Covid-19 yang baru yakni Omicron. Masuknya Omicron di Indonesia ditakutkan bisa mengganggu aktivitas, tak terkecuali aktivitas sektor pertambangan.
Salah satunya adalah aktivitas pengembangan fasilitas dan pemurnian mineral (smelter) milik PT Freeport Indonesi (PTFI) di Gresik, Jawa Timur. Apakah dengan masuknya Omicron, pengembangan smelter Freeport Indonesia yang dikerjakan bersama PT Chiyoda International Indonesia sebagai Engineering Procurement Construction (EPC) akan terhambat.
PTFI Riza Pratama menyampaikan bahwa, kabar masuknya Omicron ke Indonesia untuk saat ini memang belum berdampak kepada proyek pengerjaan smelter di Gresik, meskipun kontraktor EPC merupakan perusahaan asing.
"Sekarang belum ada dampaknya. Semoga tidak signifikan tetapi kami terus memonitor," ungkap Riza Pratama kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/12/2021).
Seperti diketahui, sampai pada November 2021 lalu, perkembangan proyek smelter PTFI baru mencapai 8%. PTFI pun terus melakukan konstruksi pasca sejumlah kerjasama penandatangan EPC bersama Chiyoda.
Di sisi lain, Riza juga menyampaikan bahwa, operasional tambang milik PTFI di Timika, Papua juga belum ada pengetatan pasca Omicron dinyatakan masuk ke RI. Hanya dia bilang, protokol kesehatan (prokes) yang dijalankan oleh perusahaan, cenderung masih sama dari yang sebelumnya.
"Protokol kesehatan masih sama. Dan sampai kemarin malam tidak ada kasus (nol) Covid-19 di areal pertambangan," ungkap dia.
Sebelumnya seperti diketahui, kasus Covid-19 di tambang Freeport, di Timika, Papua itu sempat mengalami lonjakan pada Juli hingga 2 - 3x lipat. Meskipun angka positif tinggi namun gejala yang dialami karyawan tidak terlalu serius.
Nah, dengan masuknya Omicron ini sejatinya Freeport sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja asing ini harus waspada.
Mengacu catatan Freeport Indonesia, total karyawan dengan mitra sebanyak 30.5421 pekerja, terdiri dari masyarakat asli Papua sebanyak 7.529 karyawan (24,7%), non Papua 22.184 karyawan (72,6%) dan tenaga kerja asing mencapai 829 karyawan (2,7%).
Varian Omicron terdeteksi akhir November di Afrika Selatan (Afsel). WHO memasukkannya ke dalam "varian of concern", yang perlu diwaspadai bersama Delta.
Varian Covid-19 Omicron diyakini berkembang 70 kali lebih cepat dari versi asli corona dan varian Delta dalam 24 jam.
Sudah lebih dari 72 negara terinfeksi. Meski bergejala ringan, Inggris melaporkan kematian pertama Omicron awal pekan ini.
(pgr/pgr)