Varian Omicron Masuk RI, Protokol Kegiatan Migas Diperketat?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
16 December 2021 19:33
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian baru virus Corona yang kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan akhirnya kini sudah teridentifikasi masuk ke wilayah Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Kamis (16/12/2021).

Budi Gunadi Sadikin menambahkan, pasien positif Covid-19 varian Omicron ini merupakan pekerja kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta.

"Kemenkes tadi malam mendeteksi seorang pasien berinisial N terkonfirmasi [varian] Omicron pada 15 Desember ," ujar Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers digital di Jakarta, Kamis (16/12/2021).

Setelah akhirnya "kebobolan" varian Omicron ini, lantas bagaimana dengan aktivitas di hulu minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air? Seperti diketahui, varian Covid-19 Omicron diyakini berkembang 70 kali lebih cepat dari versi asli corona dan varian Delta dalam 24 jam.

Bila pekerja hulu migas terinfeksi varian ini, maka tentunya ini juga akan berdampak pada produksi migas di Tanah Air.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan sejauh ini industri hulu migas masih menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan belum ada langkah ekstra atau pengetatan sebagai antisipasi untuk varian Omicron ini.

"Sejauh ini kami di hulu migas masih menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai anjuran pemerintah. Belum ada langkah-langkah extra," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/12/2021).

Dia menyebut, produksi minyak rata-rata per hari ini mencapai sekitar 660 ribu barel per hari (bph) dan 6.700 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).

Realisasi produksi minyak ini tentunya lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah pada tahun ini yang sebesar 705 ribu bph. Sedangkan produksi gas lebih tinggi dari target 5.638 MMSCFD.

Pihaknya pun memperkirakan sampai akhir tahun produksi migas RI masih di kisaran angka tersebut.

"Ya semoga masih sekitar angka-angka tersebut," ucapnya.

Dia mengatakan, masih rendahnya produksi minyak dibandingkan target tahun ini karena banyaknya sejumlah kendala operasional, terutama fasilitas produksi/ sumur minyak yang sudah tua, sehingga kerap terjadi penghentian produksi yang tak direncanakan (unplanned shutdown).

"Banyak ya kalau kendala operasional, terutama karena fasilitas produksi yang sudah tua/berumur ya sering terjadi unplanned shutdown atau malfunction," pungkasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Biang Kerok Kurang Menariknya Investasi Migas RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular