Internasional

Hal Ini Bikin Takut Biden, Beri Warning ke Seluruh Warga AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 17/12/2021 15:30 WIB
Foto: Calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara saat debat pertama calon presiden di Case Western University dan Cleveland Clinic, di Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020).(AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kini khawatir. Ini memberi peringatan ke warganya.

Dirinya mendesak warga AS untuk divaksinasi dan mendapatkan booster di tengah lonjakan kasus terkait varian virus corona Omicron. Biden mengatakan bahwa Omicron mulai menyebar jauh lebih cepat di AS.


"Ini di sini sekarang, menyebar, dan akan meningkat," kata Biden, merujuk pada varian Omicron, Kamis (16/12/2021) waktu setempat.

"Untuk yang tidak divaksinasi, kami melihat musim dingin dengan penyakit parah dan kematian. Untuk diri mereka sendiri, keluarga mereka dan rumah sakit yang akan segera kewalahan," tambahnya.

"Satu-satunya perlindungan nyata adalah mendapatkan vaksin."

Seruan Biden muncul saat ketika negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) menyebut Omicron sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat. Sekjen PBB juga menyerukan diakhirinya ketidakadilan vaksin global.

G7 menyebut varian itu sebagai "ancaman terbesar saat ini bagi kesehatan masyarakat global", dengan mengatakan kemunculannya berarti penting bagi negara-negara untuk bekerja sama erat dan berbagi data.

Para ilmuwan tetap tidak yakin betapa berbahayanya varian Omicron yang sangat bermutasi, tetapi data awal menunjukkan itu bisa lebih tahan terhadap vaksin dan lebih menular daripada varian Delta.

Di AS dalam beberapa pekan terakhir, jumlah rata-rata kasus harian telah meningkat sebesar 30%. Pada 1 Desember, hitungan harian adalah 86.000. tetapi pada 14 Desember, melonjak hingga 117.000.

AS adalah negara yang paling terpukul di dunia dan saat ini rata-rata 1.150 kematian akibat COVID-19 per hari, menurut angka dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Ini melampaui 800.000 kematian akibat virus corona pada Selasa, menurut data Universitas Johns Hopkins. Jumlah ini lebih tinggi dari populasi beberapa negara bagian, seperti Alaska atau North Dakota.

Lebih dari setengah dari kematian itu, sekitar 450.000, terjadi tahun ini, meskipun ada vaksin yang efektif dan gratis tersedia sejak Maret. Sebagian besar dari mereka yang meninggal tahun ini tidak divaksinasi.


(tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Iran-Israel Memanas, Dunia Soroti Manuver Trump