RI Kebobolan Omicron, Semoga Tak Ada Gelombang 3

Redaksi, CNBC Indonesia
17 December 2021 08:55
Infografis/RI Bobol Omicron! ini 6 negara Tetangga yang kena Juga/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/RI Bobol Omicron! ini 6 negara Tetangga yang kena Juga/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kebobolan varian covid-19 omicron meskipun sederet pengetatan di pintu masuk sudah dijalankan. Satu kasus itu ditemukan pada seorang pekerja di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

"Sebagaimana sudah disampaikan Menteri Kesehatan, varian omicron sudah terdeteksi di wilayah Indonesia. Ini memang tak terelakkan karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya sangat cepat," kata Jokowi.

Awalnya tes dilakukan terhadap tiga orang pekerja yang diduga positif covid-19. Ketiganya tanpa gejala. Setelah dilakukan genome sequencing maka dipastikan 1 orang terkonfirmasi omicron berinisial N.

"Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian omicron tidak meluas di tanah air, jangan sampai terjadi penularan lokal. Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia tetap baik. Kita pertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar bertahan di bawah satu, jangan sampai itu melonjak lagi," paparnya.

Jokowi meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat dalam aktivitas. Termasuk untuk mengikuti vaksinasi bagi yang belum.

"Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian omicron belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien yang sudah mendapatkan vaksin,"

"Terakhir saya minta semua warga maupun pejabat negara untuk menahan diri tidak bepergian ke luar negeri. Paling tidak sampai situasi mereda," pungkasnya.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bergerak cepat merespons temuan virus corona varian omicron. Salah satu langkah adalah melakukan tanggap darurat.

"Pemerintah mengoptimalkan upaya tanggap darurat untuk mencegah meluasnya penularan varian Covid-19 di dalam negeri, kemudian menyusun kebijakan yang disesuaikan dengan masukan pakar dan petugas di lapangan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (16/12/2021).

Selain itu, lanjut dia, Satgas Penanganan Covid-19 berkomitmen memperketat karantina 10-14 hari. Hal itu cukup untuk memonitor perkembangan gejala serta tes usap ulang sebanyak dua kali untuk benar-benar mengonfirmasi seseorang positif atau tidak.

"Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri apabila tidak ada kepentingan. Apabila perjalanan harus dilakukan karena keadaan yang sangat mendesak seperti untuk alasan kesehatan kedukaan atau tugas kedinasan maka perlu adanya pelaksanaan mekanisme kedatangan pelaku perjalanan internasional sesuai prosedur yang berlaku dan terkini," ujar Wiku.

Semua itu, kata dia, tertuang dalam Surat Edaran Satgas Nomor 25 Tahun 2021.

"Kami harapkan seluruh masyarakat yang terpaksa melakukan perjalanan ke luar negeri untuk terlebih dahulu memahami isi dari kebijakan tersebut," kata Wiku.

Pakar Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan ada kemungkinan lebih dari satu kasus terpapar Omicron di sana. Dia juga meminta untuk orang di sekitarnya juga dilakukan PCR.

"Sudah tepat pada saat ini adanya whole genome sequencing. Tapi menurut saya akan jauh lebih benar satu lantai itu satu lorong itu di periksa PCR kalau ada yang positif tidak mesti whole genome sequencing. S gen nya tidak terdeteksi udah masuk dalam kategori kasus Omicron," kata Dicky kepada CNBC Indonesia.

Testing dan tracing harus dilakukan dengan cepat. PCR juga secepatnya dilakukan terlebih jika orang masih ada di Wisma Atlet. Selain itu juga lakukan karantina dulu dari tempat tersebut. Jangan ada yang keluar dari lokasi dalam waktu dekat.

Namun jika memang ada yang sudah keluar dari fasilitas, harus dicari dan diminta melakukan karantina. Karantinapun tidak harus dilakukan di Wisma Atlet, namun harus dilakukan sesegera mungkin untuk memutus transimisi varian.

Kabar baiknya, masyarakat sudah punya imunitas yang bisa dari vaksinasi atau terinfeksi sebelumnya. Jadi bisa memberikan waktu untuk menyiapkan semua hal terkait.

"Dan segera lacak setidaknya satu minggu terakhir yang keluar dari fasilitas karantina kemana aja cari tahu, dan kalau bisa lakukan pengamatan tambahan di rumah masing-masing seminggu tambahan. Menunggu sesuatu yang mengarah pada tes PCR dites," jelasnya.

Selain itu, Dicky mengatakan petugas yang ada di karantina harus diberikan vaksinasi booster. Termasuk petugas pelayanan publik yang berisiko terkena varian Omicron.

"Pastikan petugas di karantina, di perbatasan, imigrasi semua yang terkait petugas kebersihan sudah divaksinasi, booster penting pelayanan publik," ujar Dicky


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular