
Malaysia Heboh, Mahathir Mohamad Disebut Rasis karena Sumpit

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahathir Mohamad tersandung kontroversi. Hal ini terjadi kala mantan perdana menteriĀ Malaysia itu muncul saat merilis memoar baru berjudul "Menangkap Harapan: Perjuangan Berlanjut Untuk Malaysia Baru", awal pekan ini.
Ia dituding rasis karena menyebut penggunaan sumpit menjadi tantangan untuk membuat komunitas China negara itu berasimilasi. Pernyataan Mahathir bahkan dinilai "merendahkan dan ofensif".
"Orang Cina makan dengan sumpit, mereka tidak makan dengan tangan mereka," kata Mahathir, sebagaimana dikutip Channel News Asia (CNA).
"Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia. Mereka mempertahankan sumpit, yang merupakan identitas dari China, bukan Malaysia, dan banyak hal lainnya," lanjutnya.
Bukan hanya itu, ia menambahkan bahwa beberapa penduduk Malaysia yang berpegang teguh pada akar leluhur mereka, hanya memecah belah dan tak menyatukan orang di negeri itu.
Hal ini menyulut komentar banyak pihak. Dalam sebuah pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrat Lim Guan Eng mengatakan ucapan Mahathir mengenai penggunaan sumpit sebagai "lawan" penggunaan tangan untuk memberi makan sebagai tanda identitas China "salah secara faktual".
Mantan menteri keuangan di kabinet Mahathir selama pemerintahan Pakatan Harapan dari 2018 hingga 2020 ini juga mengatakan bahwa alat itu, hakikatnya adalah bagian integral dari budaya lain.
"Ini tidak hanya sederhana tetapi juga menyinggung komunitas Tionghoa di sini. Tun (Mahathir) harus diingatkan bahwa tidak hanya China atau Taiwan tetapi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan dan Vietnam juga menggunakan sumpit," katanya.
Sementara Sekretaris Jenderal Asosiasi China Malaysia (MCA) Chong Sin Woon mengatakan pemikiran Mahathir mengenai dunia ketinggalan zaman dan sempit. Menurutnya ini tidak dapat dibiarkan merusak hubungan ras di Malaysia.
"Sebaliknya, berkomitmenlah untuk lebih berpikiran terbuka, progresif dan menerima budaya orang lain sehingga kita bisa membangun Malaysia yang lebih bersatu bersama," katanya, dikutip dari The Straits Times.
"Kami tidak ingin melihat ikatan multi ras yang berharga di Malaysia menjadi tegang karena buku barunya dan pernyataannya, yang menyebarkan perpecahan rasial dan ekstremisme," tambahnya.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Klarifikasi Lengkap Mahathir Soal Malaysia Harus Rebut Kepri