Kontraktor Migas Ramai-Ramai Optimalisasi Biaya, Ada Apa?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Rabu, 15/12/2021 10:40 WIB
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tengah melakukan berbagai upaya efisiensi dalam pengelolaan operasional hulu migas.

Langkah ini dalam rangka optimasi biaya untuk menjaga tingkat ekonomi dan meningkatkan nilai aset. Sampai saat ini, SKK Migas dan KKKS mengidentifikasi ada 248 inisiatif optimalisasi biaya yang akan diterapkan di tahun 2022.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, target 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas di tahun 2030 adalah masalah deliverability bukan availability. Sementara dari sumber daya yang tersedia, untuk dapat memproduksi itu diperlukan tingkat keekonomian yang memadai.


Oleh karena itu, pihaknya siap melakukan berbagai inisiatif yang agresif, tetapi tentunya butuh dukungan dari berbagai pihak termasuk insentif.

"Insentif dibutuhkan karena kondisi dan tren kegiatan hulu migas nasional saat ini. Mayoritas lapangan migas sudah mature, aging facilities; Sehingga era easy oil & gas telah berlalu. Optimalisasi biaya dapat mempertahankan tingkat keekonomian dan meningkatkan nilai aset. 248 inisiatif optimalisasi biaya adalah upaya SKK Migas dan KKKS untuk menjaga tingkat daya saing dan keekonomian industri hulu migas", kata Benny, Rabu (15/12/2021).

Benny menambahkan, upaya optimalisasi biaya bukan tanpa tantangan, diantara tantangan itu adalah, persaingan investasi kapital yang makin meningkat, risiko financing meningkat. Tekanan untuk mengurangi emisi karbon, mengharuskan industri hulu migas harus melakukan adaptasi.

Penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) CCS dan CCUS menjadi keharusan yang berdampak pada peningkatan biaya. "Terhadap potensi biaya yang akan meningkat sehubungan dengan adaptasi lingkungan industri hulu migas, maka optimalisasi biaya sudah merupakan keharusan, bukan lagi pilihan", tegas Benny.

Sementara itu Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi (PHE), Taufik Aditiyawarman menambahkan, langkah-langkah yang telah dilakukan dalam penerapan efisiensi biaya yang disebut OPTIMUS (Optimization Upstream),

"Implementasi program efisiensi di PHE di tahun 2021 sudah melampaui target. Kegiatan optimalisasi, awalnya ditargetkan memberikan efisiensi anggaran biaya operasi 2021 sebesar US$310 juta. Hingga Oktober 2021 program OPTIMUS telah membukukan efisiensi US$ 532 juta yang dihasilkan oleh semua unit bisnis yang berada di bawah naungan PHE", ujar Taufik.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Produksi Migas 2025, PHR Bor 5 Sumur-Pakai Teknologi EOR